Waspada! Selama 2017, 1.087 Bencana Melanda dan Diprediksi Bertambah

0

BENCANA hidrometeorologi yaitu bencana yang dipengaruhi oleh  faktor cuaca seperti banjir, longsor, puting beliung terus meningkat. Selama kurun waktu dari 1 Januari-5 Mei 2017, tercatat 1.087 kejadian bencana telah terjadi di wilayah Indonesia.

DAMPAK bencana yang ditimbulkan telah menyebabkan 166 jiwa meninggal dan hilang. Kemudian, 313 jiwa luka-luka, dan 1.036.362 jiwa menderita dan mengungsi. Bencana juga menyebabkan 14.117 unit rumah rusak yaitu 2.578 rumah rusak berat, 2.315 rumah rusak sedang dan 9.224 rumah rusak ringan. 453 fasilitas publik pun rusak seperti 266 sekolah dan madrasah, 161 fasilitas ibadah dan 26 fasilitas kesehatan.

Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam pers rilis yang dikirim ke sejumlah jurnalis di Indonesia, Rabu (10/5/2017). Ia mengingatkan bencana jelas telah memerosotkan kesejahteraan masyarakat. “Harta benda yang dikumpulkan bertahun-tahun hilang begitu saja terkena bencana. Apalagi sebagian besar bencana terjadi di pedesaan dengan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah  yang menderita terkena bencana,” ujar Sutopo.

Ia mengungkapkan berdasar hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa bencana menimbulkan kemiskinan absolut, di mana petani yang terjerat kredit usahatani makin bertambah hutangnya ketika bencana merusak lahan pertaniannya.

Masih menurut Sutopo, hingga pertengahan Mei 2017 diperkirakan hujan ekstrem masih berpeluang terjadi selama musim pancaroba ini. Perubahan cuaca yang mendadak diikuti hujan lebat dapat memicu terjadinya banjir, longsor, banjir bandang dan puting beliung.  “Saat ini, frekuensi hujan berintensitas tinggi makin sering terjadi. Dampak perubahan iklim global makin meningkatkan frekuensi hujan ekstrem. Degradasi lingkungan dan lahan kritis yang luas menyebabkan daerah makin rentan terjadi bencana,” tuturnya.

Hal ini, beber dia, juga ditambah dengan banyaknya masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Sekitar 64 juta jiwa masyarakat Indonesia terpapar dari bahaya banjir sedang hingga tinggi. Sedangkan 41 juta jiwa terpapar oleh bahaya longsor sedang hingga tinggi.

Oleh karenanya, menurut Sutopo, pengurangan risiko bencana (PRB)  harus menjadi pengarusutamaan pembangunan di semua sektor. “Kegiatan PRB adalah investasi pembangunan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa setiap 1 USD yang digunakan untuk PRB maka dapat mengurangi kerugian akibat bencana sekitat 7-40 USD,” ucapnya.

Ia menegaskan pencegahan bencana lebih efektif dan efisien daripada penanganan darurat bencana karena bencana dengan dampaknya sudah terjadi ketika tidak ada pencegahan. “Untuk itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada selama musim pancaroba hingga Mei 2017 nanti. Kenali ancamannya dan kurangi risikonya. Saat terjadi cuaca mendung kemudian diikuti hujan hendaknya masyarakat selalu waspada,” pungkasnya.(jejakrekam)

Sumber : Rilis BNPB

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.