Posisi Daratan Banjarmasin 0,16 Meter di Bawah MDPL, PUPR Akui Sulit Atasi Fenomena Banjir Rob

0

FENOMENA tahunan banjir rob atau air pasang khususnya dari Sungai Barito dan Sungai Martapura diakui belum bisa teratasi maksimal di Banjarmasin.

DAERAH terdampak banjir rob di wilayah Kota Banjarmasin adalah yang langsung berbatasan dengan dua sungai besar itu, yakni Banjarmasin Barat, Selatan dan sebagian Banjarmasin Utara.

Kepala Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Hizbul Wathoni mengakui hingga kini pihaknya belum mempunyai solusi untuk mengatasi banjir rob di wilayah-wilayah itu.

“Banjir rob yang akhir-akhir ini terjadi pada malam hari. Ketinggian airnya sudah bisa mencapai 2,5 meter di atas permukaan laut (MDPL). Kami memang masih belum punya solusi untuk menutup atau menahan air pasang yang langsung bersinggungan dengan Sungai Barito,” ujar Hizbul Wathoni kepada awak media di Banjarmasin, Jumat (12/1/2023).

BACA : Pemkot Banjarmasin Gelontorkan Rp 24 Miliar Untuk Antisipasi Banjir Di Jalan Lambung Mangkurat

Menurut dia, kondisi itu diperparah dengan tofografi daratan Banjarmasin lebih rendah dari permukaan air. Hal itu menjadi faktor utama wilayah-wilayah tersebut bisa terendam. Karena rata-rata ketinggian tanah di Kota Banjarmasin, berada di 0,16 meter di bawah MDPL.

“Itu berarti bagaimana pun kita upayakan pasti akan tetap tergenang. Misalnya kalau kita keruk malah kawasan itu yang nantinya akan jadi beban air,” beber Toni, sapaan akrabnya.

Menurut dia, jika di wilayah Kota Banjarmasin ini dibangun bendungan sebagai penahan debit masuknya air penjaga ketinggian air, seperti diterapkan di Negeri Belanda. Namun sayangnya, teknologi secama itu sulit terealisasi, karena membutuhkan biaya yang tak sedikit.

BACA JUGA : Tangkal Banjir Banjarmasin Tak Bisa Hanya Andalkan Program Normalisasi Sungai Veteran

“Karena jika seperti Belanda semuanya dibendung. Air yang arah masuk ke dalam Kota Amsterdam, Rotterdam dan lainnya itu bernama seperti itu, karena banyak tanggul-tanggul dan dam di sana,” beber Toni.

Ia tak menampik penanganan yang dilakukan dinas teknissekarang ini hanya bisa mengatasi banjir rob di wilayah perkotaan, alias berada di alur Sungai Martapura.

BACA JUGA : Fokus Pengendalian Banjir Banjarmasin, Hasil Kajian : Sungai Kian Dangkal dan Air Laut Terus Naik!

Selain memaksimalkan peran pasukan turbo, Toni mengatakan pihaknya bersama bidang drainase juga telah memasang pintu air di tujuh kawasan pada tahun lalu. Pintu itu akan tertutup secara otomatis saat air pasang, membuka dengan sendiri saat air sungai sedang surut.

“Posisinya ada di saluran-saluran yang mengakses Jalan Lambung Mangkurat. Yang terpasang itu seperti yang disamping DPRD Kota Banjarmasi. Di kawasan itu ada saluran-saluran air langsung ke Sungai Belasung,” ucap Toni.

BACA JUGA : Berbiaya Rp 1 Triliun, BWS Kalimantan III Golkan Proyek Tangkal Banjir Banjarmasin, Ini Daftarnya!

Di samping itu, menurut dia, pihaknya sudah merencanakan koneksi antara Sungai Belasung dengan Sungai Tatas. “Kami juga sudah mengantisipasinya dengan mengupayakan Sungai Belasung di tahun ini ada pengerukan. Ada penataan siring termasuk pemasangan pintu-pintu. Mudah-mudahan itu bisa meminimalisir yang masuk ke Jalan Lambung Mangkurat,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Ferry Oktavian
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.