PENGEMBANGAN tanaman buah nenas di Sumatera Selatan, khususnya di lahan gambut yang telah direstorasi di Desa Sepucuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dijadikan contoh Tim Restorasi Gambut (TRG) Kalimantan Selatan untuk menerapkan kebijakan serupa.
DI KABUPATEN Ogan Komering Ilir, ternyata di atas lahan gambut itu perkembangan buah tropis itu sangat menjanjikan. Sebab, di Desa Sepucuk bisa menuai laba hingga Rp 60 juta pada panen perdana, dengan harga jual Rp 3.500 per biji.
Tak mengherankan, Ketua TRG Kalsel, Saut Nathan Samosir pun ingin mengembangkan tanaman serupa di beberapa lahan gambut yang ada di daerah. Targetnya, pada 2018 sudah bisa ditiru belajar dari pengalaman Kabupaten OKI di Sumatera Selatan.
“Budidaya nenas ini justru berada di lahan gambut di sela-sela areal perkebunan sawit. Ternyata, justru subur, bahkan buah nenasnya manis yang seukuran dengan nenas madu khas Kalsel,” papar Saut Nathan Samosir kepada wartawan di Banjarmasin, Jumat (15/12/2017).
Di mata bos Lintas Jawa Group ini, keberhasilan yang dilakukan OKI lewat pemberdayaan Kelompok Tani Mekar Sari justru menggunakan Bios 44 yang diproduksi Korem 044/Gapo, dengan melibatkan para prajurit dan babinsa setempat. “Nenas yang dihasilkan juga aman bagi penderita maag dan asam lambung. Sebab, daging nenasnya manis dan tak berpengaruh terhadap kesehatan lambung,” beber Saut.
Saat studi banding ke Kabupaten OKI, Saut juga mengajak Camat Banjang (Kabupaten Hulu Sungai Utara) dan Camat Landasan Ulin Kota Banjarmasin yang bisa belajar dari keberhasilan kabupaten di Sumatera Selatan itu.
“Rencananya, TRG Kalsel telah merumuskan areal hutan lindung gambut yang ada di Banjarbaru bisa dijadikan proyek percontohan pembudidayaan nenas. Bahkan, masyarakat Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala juga tertarik dengan keberhasilan kelompok tani di Kabupaten OKI tersebut,” kata politisi PDI Perjuangan ini.(jejakrekam)
Penulis : Iman S
Editor : Didi GS
Foto : Istimewa