Cukup Tragedi Jumat Kelabu, Istighosah dan Doa Bersama bagi Korban Kerusuhan Dihelat di Mitra Plaza

0

KAMPANYE terakhir Golkar pada Pemilu 1997 tepat pada Jumat, 23 Mei silam berujung kerusuhan massa di Kota Banjarmasin. Tragedi itu pun dikenang sebagai Jumat Kelabu.

TAK ingin peristiwa memilukan yang banyak menelan puluhan ada pula menyebut ratusan korban jiwa itu, Komunitas RUNe bersama Pemkot Banjarmasin dan PCNU Banjarmasin serta Majelis Shalawat Cinta Al Mahabah menggelar Istighosah Banua dan Haul Akbar ke-26 Tahun Jumat Kelabu di Lantai 4 Mitra Plaza, Jalan Pangeran Antasari, Banjarmasin, Selasa (23/3/2023) malam.

Usai shalat Maghrib dan Isya berjamaah diimami Habib Fathurrahman Bahasyim, dilanjutkan dengan pembacaan khataman Quran Muqoddaman, tahlil dan  istighosah, maulid dan shalawat diakhiri dengan doa bersama haul bagi para korban kerusuhan Jumat Kelabu.

Doa bersama ini guna mengenang sudah 26 tahun peristiwa Amuk Banjarmasin dengan salah satu titik rusuhnya di Mitra Plaza.

“Jumat Kelabu pada 23 Mei 1997 merupakan tragedi kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi di Kota Banjarmasin,” ucap Inisiator Komunitas RUNe, Sukhrowardi memberi kata sambutan.

BACA : Menolak Lupa Jumat Kelabu, Sanggar Titian Barantai Refleksikan Peristiwa Kelam 27 Tahun Silam

Ia mengakui peristiwa Jumat Kelabu itu merupakan puncak dari gesekan massa pada tahun politik jelang Pemilu 1997, dengan pemicu adanya konvoi massa berkampanye di depan Masjid Noor, Jalan Pangeran Samudera saat jamaah tengah melaksanakan shalat Jumat.

Kerusuhan berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) pun tersulut. Hingga menimbulkan kerusuhan massal. Amukan massa yang tak terkendali merusak fasilitas umum, kantor, pusat perbelanjaan, hotel, toko, hingga tempat ibadah serta dibarengi aksi penjarahan di Banjarmasin.

“Banyak korban dari kerusuhan Jumat Kelabu ini. Ada yang terluka, meninggal dunia, hingga menghilang. Bahkan, sebagian korban juga dikuburkan secara massal,” kenang Sukhrowardi.

BACA JUGA : Dari Buku Amuk Banjarmasin (1997) : Tragedi Kerusuhan Jumat Kelabu, Kampanye Golkar ‘Dikudeta’

Aktivis 98 mengatakan dampak dari kerusuhan dan penjarahan itu membuat wajah Kota Banjarmasin yang merupakan kota terbesar di Kalsel, bahkan di Kalimantan berubah drastis.

“Lewat istighosah dan doa bersama untuk para korban serta tolak bala agar kejadian serupa tidak terulang lagi di Banjarmasin, umumnya di Kalsel apalagi saat ini telah memasuki tahun politik jelang Pemilu 2024,” kata anggota DPRD Banjarmasin dari Fraksi Golkar ini.

Sukhrowardi menekankan agar tragedi Jumat Kelabu itu tidak boleh terulang lagi. Dengan ditandai adanya deklarasi damai Banua untuk Indonesia dari seluruh elemen masyarakat, baik pimpinan parpol, caleg, pendukung calon presiden (capres) jelang Pemilu 2024.

BACA JUGA : Wakil Ketua Komnas HAM Sebut Dokumen Kerusuhan 23 Mei 1997 Dimakan Rayap

“Kita harus membuktikan masyarakat Kalsel khususnya Banjarmasin bisa menjaga kedamaian dan bergotong royong. Mari kita doakan kembali para korban Jumat Kelabu, terkhusus lagi bagi para keluarga korban dari kerusuhan itu,” kata Sukhrowardi.

Pendiri Olah Tajuk Banjar (OTB) jaringan LSM di masa reformasi pasca lengsernya Orde Baru ini menekankan agar tidak boleh lagi ada pembiaran gesesak horizontal di tengah masyarakat, apalagi ketika memasuki tahun politik seperti sekarang.

BACA JUGA : Kelabu: Sisi Lain Perisitwa Mei 1997 di Banjarmasin dalam Balutan Film Fiksi

“Cukup peristiwa Jumat Kelabu ini menjadi wahana penyadar dan membangkitkan memori sosial agar jangan mengulang kejadian serupa. Sebab, yang dirugikan atas kejadian itu adalah kita semua,” pungkas Sukhrowardi.(jejakrekam)

Pencarian populer:jumat kelabu,korban Jumat kelabu
Penulis Ferry Oktavian
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.