Haul Mualim Syukur Teluk Tiram ke-35, Sang Pemegang Kunci Futuh

0

MENGENANG seorang ulama karismatik kawasan Teluk Tiram, Banjarmasin, yakni Mualim KH Abdussyukur bin Jamaluddin bin Syekh Abdul Karim yang ke-35, Sabtu (10/2/2024).

HAUL yang juga diiringi dengan haul Abah Guru Sekumpul yang ke-19, dimulai pada pukul 14.00 WITA. Dilaksanakan di Gang Mualim RT 02, Kelurahan Telawang, Kecamatan Banjarmasin Barat, yang merupakan kubah almarhum Mualim KH Abdussyukur.

Menurut Kapsul Anuar, salah satu panitia pelaksana menuturkan, bahwa pihaknya dapat menyelenggarakan haul Mualim KH.Abdussyukur yang ke-35. “Diperkirakan 5 ribu tamu jamaah hadir. Tidak hanya dari Banjarmasin, namun ada juga dari Kuala Kapuas, Palangkaraya, Martapura, dan Banjarbaru,” katanya.

BACA: Paman Birin Gelontorkan Rp400 Juta untuk Pembangunan Kubah Mualim Syukur di Teluk Tiram

Lantunkan syair-syair maulid pimpinan Guru Muhammad As’aduddin, mengiringi kedatangan para jamaah yang datang, dan memadati kawasan jalan Teluk Tiram, Banjarmasin sejak pagi harinya.

Manaqib singkat yang disampaikan oleh KH Mahmud Hasil, dan tausiyah disampaikan oleh KH Mahmud Hasil, Ustadz H Ahmad Sufian Al-Banjari, serta Habib Ali Khaidir Al Kaff.

Saat pembacaan manaqib diceritakan, Syekh Abdus Syukur Teluk Tiram, atau yang lebih dikenal dengan Mualim Syukur Teluk Tiram, merupakan seorang ulama yang pernah mengecap pendidikan agama di Tanah Haram kurang lebih 25 tahun.

Selama itu, beliau menuntut ilmu kepada banyak ulama, salah satunya Sayyid Muhammad Amin Al Qutbi, yang juga salah satu guru dari Syekh Muhammad Syarwani Abdan Bangil dan Abah Guru Sekumpul.

Guru Bangil (Syekh Syarwani) sendiri, jika ke Banjarmasin, maka akan singgah ke kediaman Mualim Syukur Teluk Tiram. Konon, Syekh Salman Jalil pernah belajar kepada beliau sewaktu di Tanah Haram.

BACA JUGA: Sebagai Ulama Pemegang Kunci Futuh, Haul Akbar Muallim Syukur di Teluk Tiram Dipenuhi Ribuan Jamaah

Di Banjarmasin, Mualim Syukur melakoni hidupnya sebagai ulama dengan berpakaian yang sederhana. Kerap memakai sarung, baju koko putih, kopiah putih, dan sorban putih yang menggantung di leher beliau. Namun, sederhananya pakaian beliau menyimpan banyak keistimewaan. Selain ilmu beliau yang luar biasa, murid-murid beliau pun luar biasa.

Almarhum KH Ahmad Zuhdiannoor, atau banyak dikenal dengan sapaan Abah Haji/Guru Zuhdi, semasa mudanya juga sempat mengaji kepada almarhum Mualim Sykur. Setelah wafat Muallim Syukur, Abah Haji melanjutkan pelajaran pada Abah Guru Sekumpul.

“Mualim Syukur itu memegang kunci futuh (terbukanya ilmu). Siapa saja, setahun mengaji dengan beliau, maka langsung terbuka futuh,” ujar almarhum Abah Haji dalam pengajiannya, mengutip perkataan Abah Guru Sekumpul.(jejakrekam)

Penulis Sirajudin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.