STIT Darul Ulum Kotabaru Undang Ombudsman RI Perwakilan Kalsel untuk Kuliah Umum

0

MAHASISWA semester 7 STIT Darul Ulum Kotabaru mengundang Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kalsel untuk menyampaikan kuliah umum dengan tema, “Islam dan Budaya Banjar, Pelayanan Publik Era Disrupsi”, Jumat (23/2019).

KULIAH yang diikuti lebih dari 100 mahasiwa dan beberapa dosen ini, dilaksanakan di aula STIT Darul Ulum Kotabaru. Dalam paparannya, Noorhalis Majid, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan, mengawalinya dengan memperkenalkan kelembagaan Ombudsman, tugas dan fungsi Ombudsman. Termasuk peran dunia Islam dalam melahirkan kelembagaan Ombudsman. Dia memaparkan sejak zaman Umar bin Khatab, diteruskan Dinasti Osmaniah., Pemerintahan Turki, hingga diadopsi oleh negara-negara Skandinavia.

Soal undang-undang pelayanan publik juga dijelaskan, termasuk berbagai konsekuensi agar pelayanan publik berjalan dengan baik. Era Disrupsi, yang merubah banyak hal dalam waktu cepat, berimplikasi pada pelayanan publik, disampaikan dengan panjang lebar, termasuk berbagai perubahan lainnya yang akan dihadapi masyarakat Indonesia. Para mahasiwa, terutama menghadapi bonus demografi dan menyongsong Indonesia Emas 2045.

Selain soal pelayanan publik, Noorhalis juga menyampaikan tantangan yang dihadapi masyarakat Banjar dengan segala potensi kebudayaannya. Tantangan yang sangat besar, terutama berbagai pengaruh era digital, dapat ditangkal bila kebudayaan terpelihara dengan baik.

Kebudayaan merupakan cara bertahan masyarakat. Bila kebudayaannya kuat, maka apapun pengaruh yang datang dari luar akan mampu ditangkal. Sejumlah paribasa banjar disampaikan Noorhalis sebagai nasehat hidup bagi masyarakat Banjar.

Kuliah berlangsung hampir dua jam pelajaran, dilanjutkan dengan dialog. Berbagai pertanyaan menyangkut tantangan mahasiswa atas perubahan jaman yang sangat cepat, tentang peran agama di era digital, serta berbagai pertanyaan menyangkut tugas dan fungsi Ombudsman dalam mendorong perbaikan pelayanan publik.

Noorhalis menyampaikan tentang pentingnya kolaborasi dari berbagai potensi. “Tidak mungkin bisa bekerja sendiri, karena tantangan sangat besar. Atas banyak potensi yang sudah kita miliki, termasuk potensi agama dan budaya, maka kolaborasi harus dilakukan,” katanya.(jejakrekam)

Penulis Andi Oktaviani
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.