Kursi Golkar Berkurang, Supian HK Tuding Akibat Penerapan Sainte Lague

0

BERBANDING Pemilu 2014, Partai Golkar selaku jawara harus kehilangan satu kursi pada Pemilu 2019 ini. Dari 13 kursi di 2014, terkorting satu kursi menjadi 12 kursi di DPRD Kalsel. Pemicunya, sistem sainte lague yang diterapkan berbeda dengan kuota hare atau bilangan pembagi yang telah dipakai di pemilu sebelumnya.

“PENURUNAN kursi yang diraih Golkar di Pemilu 2019, akibat perubahan metode penghitungan perolehan kursi yang dulu pakai kuota hare jadi sainte lague,” ucap Ketua Harian DPD Partai Golkar Kalsel H Supian HK, usai menerima surat keputusan (SK) penetapan perolehan parpol dan caleg terpilih dari KPU Kalsel di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin, Sabtu (10/8/2019).

Saat menggunakan metode kuota hare atau bilangan pembagi, Pemilu 2014 silam, Golkar merebut 13 kursi. Sedangkan, di Pemilu 2019, metode diterapkan sainte lague hingga hanya menyabet 12 kursi.

“Sistem sainte lague ini merugikan partai besar, seperti Golkar. Makanya, ke depan, kami merekomendasikan agar sistem penghitungan dikembalikan ke kuota hare. Contohnya, penurunan kursi Golkar di dapil Kalsel 4 (HSS, HST dan Tapin) serta Kalsel 5 (HSU, Balangan dan Tabalong), dengan 61 ribu itu sama saja dengan 74 suara, sama-sama dapat dua kursi. Inilah berdampak pada perolehan kursi Golkar, karena tidak mampu lagi untuk perolehan kursi ketiga,” ucap Supian HK.

BACA : Ini 10 Besar Pendulang Suara Terbanyak DPRD Kalsel, Caleg Golkar H Rusli Teratas

Meski mengalami penurunan, Ketua Komisi III DPRD Kalsel ini bersyukur karena jatah ketua dewan tetap dipegang kader beringin, disusul parpol pesaingnya, PDI Perjuangan dengan 8 kursi.

“Meski mendapat raihan kursi terbanyak, tetap saja kami meminta untuk dievaluasi kembali sistem penghitungan sainte lague menjadi kuota hare. Mungkin Komisi II DPR RI akan bisa membahasnya lagi,” ucapnya.

Menurut Supian HK, dengan 12 kursi di DPRD Kalsel hasil Pemilu 2019, berarti kepercayaan masyarakat Kalsel terhadap Golkar masih tinggi. Karena, Golkar tetap meraih kursi terbanyak meski harus kehilangan satu kursi dibanding Pemilu 2014 silam.

“Walau 12 kursi berhasil diamankan Golkar, tapi kebersamaan dalam  membangun Kalsel tak bisa hanya satu golongan. Tetapi, ada kebersamaan antara eksekutif dan legislatif,” papar Supian.

BACA JUGA : SK Penetapan Caleg Terpilih Diserahkan, Ini Nama 55 Anggota DPRD Kalsel

Sesuai visi-misi Gubernur Sahbirin Noor yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalsel, Supian HK memastikan dalam lima tahun ke depan, partainya bisa mengawal kebijakan kepala daerah. Tujuannya, agar kebijakan daerah itu bisa berdampak positif bagi masyarakat.

Berdasar hasil pleno terbuka penetapan perolehan kursi dan caleg terpilih yang diputuskan KPU Kalsel, Sabtu (10/8/2019), Partai Golkar melenggang sebagai pemenang Pemilu 2019 dengan 12 kursi tersebar di tujuh dapil.

Posisi kedua ditempati PDIP dengan 8 kursi berhak menyabet kursi Wakil Ketua DPRD Kalsel. Membayangi posisi Gerindra, sama-sama 8 kursi juga mendapat jatah pimpinan dewan. Dan, posisi keempat dipegang PAN dengan enam kursi, bisa menempatkan caleg terpilihnya sebagai Wakil Ketua DPRD Kalsel ketiga.

BACA LAGI : H Rusli-Hasanuddin Tersingkir, Tiga Nama Calon Ketua DPRD Kalsel Diusulkan

Sementara itu, PKS bisa membentuk satu fraksi penuh dengan lima kursi. Begitupula, PKB dengan lima kursi. Sedangkan, Partai Nasdem meningkat tajam di Pemilu 2019 dibanding pemilu sebelumnya dengan menempatkan empat kadernya duduk di DPRD Kalsel.

Sedangkan, Partai Demokrat hanya menyabet tiga kursi, sehingga mau tak mau harus menggabungkan diri membentuk satu fraksi di DPRD Kalsel. Nasib serupa juga dialami PPP hanya dengan tiga wakil rakyat. Juru kunci dipegang Partai Hanura yang memiliki satu perwakilan di DPRD Kalsel.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.