Kebanyakan Idap Penyakit Parah, 3 Lansia Terlantar di Rumah Singgah Baiman Meninggal Dunia

0

KABAR duka datang dari Rumah Singgah Baiman yang dikeloal Dinas Sosial (Dinsos) kota Banjarmasin menginformasikan tiga orang lanjut usia (lansia) telah meninggal dunia.

TIGA lansia itu terdiri 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Ketiga lansia ini diketahui berusia lebih dari 60 tahun.

“Jumlah ini sudah hampir mendekati setengah dari total lansia yang meninggal selama tahun 2023 di Rumah Singgah Baiman. Pada tahun lalu, ada 8 lansia terlantar telah wafat,” kata Kepala Dinsos Kota Banjarmasin, Dolly Syahbana kepada awak media di Balai Kota, Kamis (1/2/2024).

Untuk prosesi pengurusan jenazah para lansia dari pemandian hingga pemakaman, Dolly menyebut pihaknya bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin. “Mereka didikebumikan di pemakaman milik pemerintah kota yang berada di Kota Banjarbaru,” ucap Dolly.

BACA : Tampung Lansia, Anjal dan ODGJ Terlantar, Rumah Singgah Baiman Tambah Gedung Baru

Dia menjelaskan mengapa mayoritas penghuni Rumah Singgah Baiman yang meninggal dunia dari kalangan lansia. Sebelum ditampung, Dolly mengatakan para lansia sudah mengindap penyakit parah, di antaranya penyakit paru-paru kronis dan lainnya.

“Mungkin, karena mereka sudah terlalu lama begadang atau tidur di luar. Makannya juga tak karuan dan lain-lain,” ucap mantan Kabag Pemerintahan Setdakot Banjarmasin ini.

BACA JUGA : Tega, Video Viral! Anak Tiri Diduga Suruh Wanita Lansia Mengemis di Pasar Lama

Masih menurut Dolly, kebanyakan para penghuni Rumah Singgah Baiman merupakan hasil laporan masyarakat. Baik itu, laporan adanya ODGJ mengamuk, sampai dengan lansia terlantar.

“Mereka yang dilaporkan masyarakat langsung ditindaklanjuti dengan penjemputan.Setelah dijemput, kami asesmen dahulu apakah masih memiliki keluarga atau tidak,” kata Dolly.

Dari pengalaman yang ada, Dolly mengakui kebanyakan para lansia terlantar itu tidak memiliki keluarga dan identitas diri. “Kalaupun ada, biasanya pihak keluarga justru meminta kami untuk merawatnya. Karena sebagian besar berasal dari masyarakat kurang mampu,” tutur Dolly.

BACA JUGA : Rumah Singgah Baiman Dilengkapi Posyandu Jiwa, Ada 57 Penghuni ODGJ Tengah Dirawat

Prosedur berbeda dilakukan bagi ODGJ yang bakal ditampung di Rumah Singgah Baiman. Menurut Dolly, sebelum ditempatkan di rumah singgah yang berlokasi di Jalan Gubernur Soebardjo, Banjarmasin, para penderita ODGJ mesti menjalani perawatan dahulu di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sambang Lihum.

“Setelah sembuh, baru kami letakkan di Rumah Singgah Baiman,” ujarnya.

Dolly menekankan, penanganan lansia terlantar hingga ODGJ yang dilakukan oleh jajarannya sudah cukup maksimal. Bahkan, tak hanya sekadar melakukan penjemputan. Namun, juga merawat hingga menjamin kebutuhan penghuninya.

Untuk konsumsi para penghuni Rumah Singgah Baiman, Dolly mengungkapkan disediakan makan tiga kali sehari. Dalam setahun menghabiskan anggaran Rp 400 juta.

BACA JUGA : Walikota Ibnu Sina Pastikan Penderita ODGJ Di Kota Banjarmasin Tertangani Dengan Baik

“Tak hanya bagi para penghuni, kami juga menyediakan petugas kesehatan bagi penghuni rumah singgah. Adapun untuk pengobatan, kami bekerja sama dengan pihak rumah sakit. Meskipun mereka tidak memiliki identitas,” ungkapnya.

Saat ini, Dolly mengatakan ada 72 orang yang jadi penghuni Rumah Singgah Baiman, termasuk 7 orang di antaranya merupakan lansia terlantar. “Jumlah penghuni itu mengalami peningkatan. Di tahun 2023, jumlah penghuni rumah singgah hanya 60 orang,” katanya.

BACA JUGA : Tekanan Hidup Akibat Pandemi, Jumlah ODGJ di Banjarmasin Meningkat Tajam

Untuk mengelola Rumah Singgah Baiman, Dolly mengatakan tiap tahun ada peningkatan anggaran bersumber dari APBD Banjarmasin.

“Anggaran yang kami miliki tahun ini Rp 30 miliar. Ada kenaikan biladibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 20 miliar. Cukup atau tidak, harus dicukup-cukupkan,” ujarnya.

Lebih jauh Dolly menegaskan sepanjang Rumah Singgah Baiman masih bisa menampung, maka lansia terlantar ataupun ODGJ pasti akan ditampung.

“Karena negara harus hadir. Tidak boleh mendiamkan masalah sosial semacam ini,” imbuh Dolly.(jejakrekam)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.