Berbahan Gula dan Sampah Organik, Petani KPH Tabalong Dilatih Bikin Eko-Enzim Multifungsi

0

SOSIALISASI dan pelatihan pembuatan eko-enzim terus digaungkan relawan Eco Enzym Nusantara Kalimantan Selatan.

EKO-enzim merupakan produk ramah lingkungan yang bisa dibikin mudah. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon dan sampah organik sayur dan buah. Jadi, eko-enzim merupakan hasil fermentasi limbah dapur organik, gula baik gula coklat, gula merah maupun gula tebu. Perbandingannya adalah 1 (gula merah) : 3 (sampah organik pilihan) : 10 (air pelihara).

Dengan adanya eko-enzim bisa mempercepat reaksi biokomia di alami untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Dengan begitu, sampah sisa dapur bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat.

Metode pembuatan eko-enzim ini pun diperkenalkan perwakilan kelompok tani hutan (KTH) lingkup KPH Tabalong di Tempat Wisata Goa Liang Tapah, Kecamatan Jaro, Minggu (20/2/2022).

BACA : Keluhkan Kulit Gatal-Gatal, Relawan Eco Enzyme Nusantara Semprot Kawasan Pekapuran Raya

“Eko-enzim ini merupakan cairan hasil fermentasi antara limbah dapur (organik) seperti kulit buah atau sayuran-sayuran dengan air dan gula,” ucap Ketua Relawan Eco Enzyme Nusantara Kalsel, Akbar Rahman.

Perwakilan kelompok petani di lingkup KPH Tabalong saat dilatih membuat eko-enzim di Tempat Wisata Goa Liang Tapah, Jaro. (Foto Istimewa)

Akademisi Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini menjelaskan dalam proses fermentasi ini memanfaatkan enzim dari sampah dapur agar dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Eko-enzim ini multifungsi untuk bidang pertanian, peternakan, kehutanan, kesehatan dan lingkungan hidup.

“Penemu inovasi ini adalah Dr Rosukon Poomponyong, pendiri Assosiasi Pertanian Organik Thailand, yang telah melakukan riset selama 30 tahun,” papar Akbar.

BACA JUGA : Terinspirasi Ibnu Sina, Pria ini Sukses Mengelola Sampah Organik Menjadi Pakan Ikan

Ia menjelaskan hasil inovasi ini tidak dipatenkan Rusukon Poomponyong, karena didedikasikan kepada para petani seluruh dunia. Syaratnya, produk eko-enzim tidak boleh diperdagangkan.

Sementara itu, Kepala KPH Tabalong Heriyadi pun menyambut hangat sosialisasi sekaligus pelatihan pembuatan eko-enzim yang dilakukan Akbar Rahman dan koleganya.

“Kami mengucapkan terimakasih atas fasilitasi ini. Ini akan sangat bermanfaat  bagi KTH di Tabalong yang memiliki bermacam kelompok usaha perhutanan sosial termasuk bidang pertanian, peternakan dan perikanan di kawasan hutan (agroforestry, silvofasture dan silvofishery,” papar Heriyadi.

BACA JUGA : TP PKK Kota Banjarmasin Latih Kadernya Mengolah Eko Enzim

Heriyadi yang juga anggota DPRD Tabalong ini berharap agar para petani di daerah bisa diberi pelatihan serupa. Bahkan, harus disokong instansi terkait di Pemkab Tabalong.

Usai pelatihan, para peserta pun menanam sebanyak 50 batang bibit pohon sungkai dan angsana di kawasan objek wisata Goa Liang Tapah.(jejakrekam)

Penulis Rahim Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.