Penutupan U-turn Menuai Protes, KWK Gang Pengkor Salah Satu Korbannya

0

KEBIJAKAN penutupan U-turn atau belokan di beberapa ruas jalan di Banjarmasin, dikritik. Masalahnya, kebijakan yang diambil di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin beralasan rekomendasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah memakan korban.

AKTIVIS yang juga jurnalis di Banjarmasin, Muhammad Faisal menilai kebijakan penutupan U-turn telah terbukti mengakibatkan kerugian bagi masyarakat.

Pria yang akrab disapa Ichal ini mencontohkan gara-gara penutupan U-turn di kawasan Jalan Brigjen H Hasan Basry, tepatnya seputaran Gedung Bundar Sultan Suriansyah, telah mematikan Kawasan Wisata Kuliner (KWK) Gang Pengkor, Kayutangi.

“Ditutupnya U-turn itu yang dipermanenkan dengan dibangunnya taman media jalan, telah membuat banyak pelaku usaha kuliner KWK Gang Pengkor gulung tikar,” kata Ichal, saat dialog 100 Hari Sukhrowardi Wakil Rakyat di Cafe Come N Go, Jalan Lingkar Dalam Selatan, Minggu (5/1/2020).

BACA : ULM Protes, Dishub Berdalih Penutupan U-Turn Rekomendasi Forum LLAJ

Sebab, menurut Ichal, para pengguna jalan yang ingin menikmati sajian kuliner dari beberapa gerai di KWK Gang Pengkor harus memutar lebih panjang, hingga depan SMKN 4 Banjarmasin.

“Jelas, terlalu jauh untuk menuju ke KWK Gang Pengkor. Ironisnya lagi, model ini kembali diterapkan Dishub Banjarmasin dengan menutup U-Turn yang ada di Jalan Lingkar Dalam Selatan, dekat KWK Baiman. Kini, para pedagang juga mengeluhkan hal serupa. Ini kebijakan yang tidak bijak,” tuding Ichal.

Menurut dia, gara-gara para pengunjung harus berputar jauh, membuat kawasan kuliner yang sempat jadi andalan Pemkot Banjarmasin seakan tak terurus lagi.

“Para pedagang KWK Baiman pun merasakan dampaknya, akibat penutupan U-turn, meski alasan yang dikemukakan untuk memecah arus dan kemacetan. Tapi, faktanya, kebijakan itu merugikan banyak pihak,” kata Ichal.

BACA JUGA : Penutupan 3/4 U-Turn SMKN 4, Ichwan Buka Suara

Anggota DPRD Kota Banjarmasin Matnoor Ali pun menilai kebijakan penutupan U-turn di kawasan Jalan Achmad Yani, juga membuat jalur utama dari dan ke Banjarmasin menjadi macet.

“Banyaknya U-turn yang ditutup justru makin membuat macet parah. Seperti depan Duta Mall Banjarmasin, atau menuju batas kota di Kilometer 6, langganan macet,” kata legislator Partai Golkar.

Bandingkan, menurut dia, dengan banyak U-turn tetap terbuka di kawasan Kertak Hanyar justru lebih lega, dibandingkan volume kendaraan yang menumpuk di wilayah Banjarmasin.

Bukan hanya, Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin ini menuding gara-gara penutupan U-turn, banyak protes yang mengemuka seperti dari pihak kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM) serta warga lainnya. Termasuk, ketika U-turn di Jalan Achmad Yani Km 1 ditutup, berdampak bagi para pemilik toko dan usaha kuliner di kawasan itu.

BACA LAGI : Tutup U-Turn RSUD Ulin, Ichwan Noor Chalik : Silakan Protes, Tapi Harus Beri Solusi

“Dengan banyaknya U-turn ditutup, makin membuat perjalanan pengendara untuk berbelok menjadi lebih panjang dan lama. Akibatnya, terjadi penumpukan volume kendaraan seperti di kawasan Kayutangi, Jalan Achmad Yani dan lainnya. Ini membuktikan penutupan U-turn itu tidak efektif, harus dievaluasi,” tegas Matnoor Ali.

Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin ini mempertanyakan kebijakan Dishub Kota Banjarmasin yang terkesan tebang pilih. Hingga kini, terbukti tak berani menutup U-turn saat turunan Jembatan Antasari, depan Hotel Swissbel Borneo dan Mitra Plaza.

“Padahal, jelas dalam aturan lalu lintas, kawasan turunan jembatan itu harus bebas hambatan. Faktanya, masih ada U-turn yang dibuka di sana, sehingga sempat ada insiden kecelakaan dan kemacetan yang terjadi saat pengendara turun dari jembatan, ketika ada berbelok di tempat itu,” kata Matnoor Ali.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.