Pembantaian Rohingya Myanmar, Imbas Tak Ada Kesatuan Umat Islam

0

DUKA pembantaian umat Islam di Rohingya, sangat dirasakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan KH Husin Nafarin.
Apalagi sejarah kelam dunia ini terjadi, di saat perayaan Hari Raya Idul Adha 1438 H.
Setidaknya kabar buruk ini diinformasikan peraih Master of Art dari Punjab University Pakistan tersebut, di sela mengisi pengajian rutin malam Minggu (02/09/17), di Masjid Al-Barqah, Komplek Kayutangi 2, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Di hadapan para jamaah, KH Husin Naparin mengajak umat Islam memperbanyak doa, untuk keselamatan kaum muslimin di Rohingya.
Apalagi baru-baru ini, juga terdengar seruan untuk melakukan desakan kepada Pemerintah Myanmar, untuk segera menghentikan aksi tidak beradab mereka. Sekaligus adanya tuntutan pengusiran Duta Besar Myanmar dari Republik Indonesia.
“Saat ini yang cepat merespon kasus tersebut, adalah dari pemerintah Turki. Dari informasi yang saya baca, Presiden Turki telah mendesak dibukanya perbatasan Myanmar dengan Bangladesh, untuk jalur pelarian pengungsi. Bahkan biaya hidup pengungsi di Bangladesh, akan ditanggung oleh Pemerintah Turki. Sedangkan negara kita, belum ada respon berarti,” ujar ulama kondang ini.
Alumni Al Azhar Cairo Mesir ini menjelaskan, bahwa keadaan Umat Islam saat ini, adalah salah satu bentuk ujian, yang terlihat dari tertindasnya kaum muslimin di berbagai negara, seperti penghancuran palestina, hingga terbaru, pembantaian umat Islam di Myanmar.
“Ini adalah bentuk ujian kepada kaum muslimin, akibat tidak adanya kesatuan umat Islam dalam satu aturan. Sehingga para musuh yang tidak senang dengan Islam dan umatnya, bisa berbuat semaunya,” imbuhnya. (jejakrekam)

Penulis : Asyikin
Editor : Afdi Achmad
Foto : Dokumen

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.