Nekat Tetap Buka, Pedagang Tagih Kompensasi Penutupan Toko Akibat PSBB

0

MESKI sudah diberikan imbauan dan surat edaran secara resmi melalui Peraturan Walikota (Perwali) Banjarmasin Nomor 37 Tahun 2020 tentang penutupan seluruh pasar, kecuali pedagang pemenuhan kebutuhan pokok.

TERNYATA, sejumlah pedagang pasar rakyat di Banjarmasin masih memilih untuk tetap buka dan beraktivitas seperti biasa. Seperti yang terpantau di Pasar Sudimampir Baru, dan Pasar Ujung Murung pada Selasa (12/5/2020) pagi hingga sore hari.

Salah satu pedagang pakaian, Hamsani mengatakan terpaksa harus tetap membuka toko miliknya untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarga. Apalagi, ia juga harus menanggung kebutuhan tiga karyawan di toko tersebut.

“Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin juga harus memikirkan solusi untuk warga pasar di sini. Kami juga orang biasa yang butuh makan sehari-hari,” kata Hamsani kepada jejakrekam.com.

BACA : Bandingkan Duta Mall, Pedagang Protes Kebijakan Penutupan Pasar Imbas PSBB Lanjutan

Meski begitu, Hamsani menyatakan siap jika diminta untuk menutup toko bajunya itu. Tetapi dengan catatan Pemkot Banjarmasin harus menjamin kebutuhan pokok mereka.

“Kami bersedia saja untuk menutup, tapi solusinya apa untuk anak buah kami yang perlu makan ini,” ucapnya.

Namun, hingga saat ini ia mengaku belum ada pendataan dari pihak yang berwenang terkait menerima bantuan atau kompensasi untuk menutup usahanya.

Senada dengan Hamsani, Nur Asikin yang juga pedagang busana muslim mengaku siap jika diminta untuk menutup usahanya hingga penerapan PSBB jilid 2 berakhir pada Kamis, 21 Mei 2020 mendatang.

“Bisa saja kami tutup, tapi ada tidak jaminan untuk kami para pedagang ini. Kalau tidak diberi jaminan, bagaimana orang bisa menghidupi keluarga sehari-hari,” tegas dia.

BACA JUGA : Kecuali Jual Sembako, Mulai Besok Seluruh Pasar di Banjarmasin Ditutup Selama PSBB Jilid II

Bahkan, Asikin khawatir hal tersebut ikut berdampak pada karyawannya. Pasalnya ia memiliki tujuh karyawan dan setiap harinya hanya mengharap pendapatan dari usaha busana muslim tersebut.

“Sebelum adanya PSBB pun, omzet sudah turun drastis. Apalagi misalnya ditutup, kasian semua karyawan saya,” ujarnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.