Pengusulan Pahlawan Nasional, Syekh Muhammad Arsyad Dulu, Baru Pangeran Hidayatullah

0

DUA tokoh Tanah Banjar, Syekh Muhammad  Arsyad Al Banjary dan Pangeran Hidayatullah segera diusulkan untuk diangkat menjadi pahlawan nasional. Usulan ini pun digawangi Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Kalsel bersama Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan.

ULAMA berpengaruh asal Tanah Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau Datu Kelampayan dinilai layak memperoleh gelar pahlawan nasional. Begitu pula, walau di tengah kontroversi, Pangeran Hidayatullah, salah satu tokoh Perang Banjar yang wafat di Cianjur, Jawa Barat pada 24 November 1904 menyusul untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional.

Ketua Umum Panitia Pelaksana Seminar Nasional Pengukuhan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary, Wajidi Amberi mengakui usulan pahlawan nasional pertama diajukan adalah Syekh Muhammad Arsyad. Ini berdasar pada alokasi anggaran di APBD Perubahan Provinsi Kalsel 2021 untuk bisa menggelar seminar nasional.

“Awal Desember 2021 sudah bisa digelar seminar nasional pengukuhan Syekh Muhammad Arsyad sebagai pahlawan nasional. Selanjutnya, pada Juni 2022 sudah bisa diajukan ke Kementerian Sosial di Jakarta,” kata Wajidi kepada jejakrekam.com, Selasa (6/10/2021).

BACA : Jejak Sunyi Jalan Spritual Sang Guru Politik NU, Idham Chalid

Mengapa Syekh Arsyad didahulukan, Wajidi menjelaskan ada keinginan dari berbagai elemen yang difasilitasi DHD 45 Kalsel untuk mengusulkannya. Berikutnya, pada APBD Kalsel tahun 2022, persisnya periode September-Desember 2022, giliran Pangeran Hidayatullah digelar seminar nasional sekaligus pengukuhannya.

Rapat pembentukan tim pengkaji gelar pahlawan nasional dimotori DHD 34 Kalsel. (Foto : Mansyur)

Wajidi mengatakan butuh usaha bersama agar Syekh Muhammad Arsyad yang memiliki kans lebih besar dibanding Pangeran Hidayatullah untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional. Bahkan, beber dia, pelibatan berbagai elemen bukan hanya DHD 45, Dinas Sosial Kalsel, termasuk kalangan akademisi, Kesultanan Banjar hingga zuriat Datu Kalampayan yang tergabung dalam kelompok Bani Arsyadi.

BACA JUGA : Cerita Keris Abu Gagang dan Pangeran Hidayatullah di Tanah Pengasingan

Peneliti Ahli Madya pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah  (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Selatan ini mengungkapkan dari berbagai literatur, seperti hasil penelitian baik skripsi, jurnal ilmiah hingga makalah di seminar sangat banyak mengungkap peran sosok Syekh Muhammad Arsyad.

Wajidi pun mengatakan dalam seminar nasional juga melibatkan banyak pihak, termasuk peneliti dan sejarawan asal Malaysia dan Brunei Darussalam. Ini karena, dari delapan karya Syekh Muhammad Arsyad, terkhusus Kitab Sabilal Muhtadin hingga kini digunakan sebagai rujukan hukum fikih di kawasan Asia Tenggara.

“Inilah mengapa kans Syekh Muhammad Arsyad untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional sangat besar. Sebab, bukti-bukti kesejarahan, karya tulis dan hasil penelitian lebih banyak untuk ulama berpengaruh di era Kesultanan Banjar ini. Kami pun akan mengundang para penulis dan peneliti sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary bukan hanya dari lokal, nasional bahkan negara jiran,” beber Wajidi.

Sementara, masih menurut Wajidi, untuk rekam jejak Pangeran Hidayatullah bisa digali lebih mendalam seperti berdasar catatan Belanda, Pangeran Hidayatullah bergelar Sultan Hidajat Oellah Halil Illah atau Hidayatullah II, diinformasi pernah menyerap. “Namun, ada pula dalam sumber referensi Belanda dituliskan ditangkap karena ditipu oleh Belanda, saat Perang Banjar masih berkecamuk hingga dibuang ke Cianjur,” kata peneliti sejarah ini.

BACA JUGA : Jejak Kepala (Tengkorak) Demang Lehman, Mencari Silsilah hingga Pembuktian Historis

Senada Wajidi, sejarawan muda Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur yang turut dilibatkan dari kalangan akademisi pun mengakui berdasar hasil rapat awal, diusulkan untuk tahun 2021 ini adalah Syekh Muhammad Arsyad, kemudian pada 2022 mendatang giliran Pangeran Hidayatullah.

“Makanya, dibentuk kepanitian yang akan bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Kalsel, DHD 45 Kalsel serta tim pengkaji gelar daerah. Rencananya, diajukan terlebih dulu Syekh Muhammad Arsyad, baru kemudian menyusul Pangeran Hidayatullah,” kata dosen Program Studi Sejarah FKIP ULM ini.

Dua tokoh pahlawan nasional Kalsel, Pangeran M Noor dan KH Idham Chalid (Foto Wikipedia)

Untuk diketahui, ada empat pahlawan nasional dari Kalsel yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Yakni, tokoh Perang Banjar terkenal dengan semboyan Waja Sampai Kaputing, Pangeran Antasari. Kemudian, tokoh Proklamasi 17 Mei 1949, Komandan ALRI Divisi A serta Panglima TNI AD Divisi Lambung Mangkurat, Brigjen H Hasan Basry.

BACA JUGA : Pangeran M Noor, Insinyur Pemersatu Pejuang Kalimantan

Berikutnya, KH Idham Chalid merupakan ulama sekaligus politisi asal Kalsel yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Bahkan, Idham Chalid merupakan Ketua Umum PBNU lima periode 1956-1984. Pernah menjabat Ketua MPR periode 1971-1977 dan Ketua DPR RI masa jabatan 1971-1977, dari Partai NU hingga menjadi pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di era Soeharto berkuasa. Terakhir, Pangeran Muhammad Noor merupakan mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Gubernur Kalimantan pada 1901.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/10/06/pengusulan-pahlawan-nasional-syekh-muhammad-arsyad-dulu-baru-pangeran-hidayatullah/,Syech muhammad arsyad al banjary pahlawan nasional
Penulis Rahim/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.