Lengkapi 1000 Peribahasa dan Ungkapan Banjar, Buku Balaki Muntung Karya Noorhalis Majid Diluncurkan

1

BUKU kelima berisi paribasa (peribahasa) dan ungkapan dalam bahasa Banjar kembali lahir dari olah pikir seorang penulis muda produktif Noorhalis Majid.

BUKU berjudul Balaki Muntung dengan cover seorang bocah memonyongkan bibir jadi pilihan Noorhalis Majid. Buku dengan 402 halaman ini dicetak Pustaka Banua Banjarmasin pada Juli 2023.

Karya mantan Kepala Perwakilan Ombdusman Provinsi Kalsel ini berasal dari inspirasi percakapan baik melalui media sosial maupun verbal langsung, serta instuisi.

Buku berjudul Balaki Muntung (2023) ini melengkapi koleksi buku pertama yang terbit pada 2020 berjudul Tatarang Tangguk (2020), disusul Hambar Satrup (2021) dan ketiga bertema Dijamak Jibril (2021) dan  buku keempat berjudul Bawa Batanang (2022).

BACA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

“Buku kelima ini sama seperti buku pertama, kedua, ketiga dan keempat yang telah terbit berisi peribahasa dan ungkapan Banjar, ya menggenapi menjadi seribu tema,” kata penulis buku berjudul Balaki Muntung, Noorhalis Majid kepada jejakrekam.com, Kamis (24/8/2023).

Menurut dia, dengan hadirnya buku kelima ini bisa memperkaya khazanah budaya khususnya bahasa Banjar dalam peribahasa dan ungkapan, karena tujuan demi melestarikan budaya leluhur yang sangat kaya.

Noorhalis Majid yang aktif di berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau dunia aktivis dan pergerakan ini menangkap banyak tema lokal kebudayaan Banjar justru belum tergali. Termasuk, mozaik ruang hidup Urang Banjar yang berkelindan dengan tutur peribahasa sebagai warisan budaya leluhur.

BACA JUGA : Perkaya Khazanah Paribasa Banjar, Buku Karya Sastrawan Banua; YS Agus Suseno Terbit

“Ya, paribasa ini merupakan paninggalan tatuha urang bahari. Peribahasa ataupun ungkapan Banjar yang saya sampaikan dalam buku memang kebanyakan khalayak sekarang sudah jarang dituturkan oleh penutur lokal. Bahkan, ironinya hampir punah dalam ruang literasi lisan Urang Banjar,” tutur Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin ini.

Menurut Majid, judul buku kelima Balaki Muntung itu merupakan bagian dari dari upaya luhur guina melawan danmelestarikan agar tidak tenggelam dalam kepunahan.

“Setidaknya, buku ini bisa menjadi warisan nilai luhur kepada anak-anak muda Urang Banjar dalam memahami dan mencintai budayanya sendiri,” kata alumni STIE Indonesia serta beberapa kampus ini.

BACA JUGA : Teranyar ‘Dijamak Jibril’, Dokumentasikan Paribasa Banjar Berisi Nasihat dalam Tiga Buku

Dalam buku berjudul Balaki Muntung, ada 399 peribahasa dan ungkapan Banjar yang dimuat penulis lengkap dengan maksud dan penjelasannya, sehingga mudah dimengerti, terutama bagi yang belum mahir atau memahami secara mendalam bahasa Banjar yang dituturkan di Kalimantan Selatan dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan, termasuk Sumatera dan Malaysia.

BACA JUGA : Digarap 1,8 Tahun, Buku Tionghoa Banjar Suguhkan Perspektif Kiprah Warga Keturunan

Menariknya, buku kelima Noorhalis Majid ini pun akan diluncurkan serta didiskusikan oleh LK3 Banjarmasin, FKP RRI Banjarmasin, RRI Banjarmasin, Duta Damai Kalimantan Selatan, Koperasi JBB dan Bank Kalsel di Studio Sastro Hardjo RRI Banjarmasin, Jalan A Yani Km 3, Sabtu (26/8/2023),

Hadir sebagai pembicara adalah Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Banjarmasin H Ehsan El Haque, Dr Ida Komalasari (akademisi), dr Hj Ananda (pegiat literasi) serta pengajar Norvia.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi
1 Komentar
  1. Norvia berkata

    Sangat tertarik dengan adanya buku bertema peribahasa khususnya peribahasa Banjar. Membaca kumpul peribahasa Banjar seakan membuat kita mengingat lagi kakek dan nenek yang dulu sering menasehati, memberikan sindiran bahkan memarahi dengan peribahasa Banjar. Namun apa yang diucapkan tidak menyakiti tapi memberi arti yang berkesan hati hingga membuat kita memaknai lebih dalam lagi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.