Aniaya Kakek Penjaga Kubah Datu Samad, Kabag Humas Batola Hery Sasmita Dipolisikan

1

AROGANSI yang ditunjukkan Kabag Humas Pemkab Barito Kuala, Hery Sasmista berbuah laporan ke Polres Batola, Kamis (19/7/2018). Pejabat yang dikenal dekat dengan orang nomor satu dan dua di Pemkab Batola ini sepertinya tak patut dicontoh.

BAGAIMANA tidak, yang diduga menjadi korban penganiayaan adalah H Jainuri (56 tahun), seorang juru kunci atau penjaga makam keramat Syekh Abdussamad Al Banjary (Datu Samad) serta di dalam komplek pemakaman itu juga terdapat pusara tokoh Banua, almarhum HA Sulaiman HB di Jalan Veteran, Marabahan.

Kepada wartawan di Marabahan, Kamis (19/7/2018), Jainuri menceritakan aksi pemukulan yang diduga kuat dilakukan Hery Sasmita, ketika emosi saat ditegur memasuki komplek makam Datu Samad masih mengenakan sepatu. “Saya sempat menegur agar dia tak masuk ke makam pakai sepatu. Ya, seperti para penziarah lainnya,” kata Jainuri.

Dia menyebut insiden pemukulan dirinya diduga dilakukan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Batola Hery Sasmita, terjadi pada Kamis (19/7/2018), sekitar pukul 08.00 Wita. Rupanya, Hery Sasmita tak terima ditegur sang kakek. Ketika itu, Hery Sasmita seperti diceritakan Jainuri sempat berucap. “Kada tahu kah ikam neh lawan aku (tidak tahu engkau dengan saya),”

Tiba-tiba, bogem mentah dilepas Hery Samsita hingga bersarang ke wajah Jainuri. Gara-gara ditinju, wajah kakek ini pun mengeluarkan darah.

Padahal, menurut Jainuri, pekerjaan sehari-hari adalah membersihkan makam, karena termasuk dari zuriat Datu Samad yang merupakan keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary (Datu Kalampayan) Martapura.

Akibat pukulan pejabat yang pernah bersekolah dinas di IPDN Jatinangor ini, Jainuri sempat terhunyung-hunyung dan nyaris pingsan. “Dahi saya mengeluarkan darah. Sampai dia berterikak lagi, tidak tahukah ikam (kamu) dengan aku di Marabahan ini,” kata Jainuri, bercerita.

Begitu menyaksikan sang ayah dipukul, anaknya pun ikut melerai. Tak puas hanya memukul sekali, lagi-lagi tinju bersarang ke wajah sang kakek itu. Selanjutnya, Jainuri dibawa ke RSUD Abdul Azis Marabahan untuk mendapat perawatan intensif sekaligus divisum guna keperluan laporan ke polisi. Atas kejadian itu, Jainuri  didampingi istri dan anaknya pun melapor ke Polres Batola.

Kapolres Batola AKBP Mugi Sekar Jaya melalui Kepala Satuan Reskrim, AKP Jhon Letedara kepada jejakrekam.com, Kamis (19/7/2018) membenarkan peristiwa kasus penganiayaan tersebut.

Dia mengungkapkan telah menerima laporan dari korban serta memeriksa para saksi yang melihat kejadian dugaan penganiayaan yang dilakukan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Batola, Hery Sasmita.

“Iya, laporan dari korban sudah kami terima. Sampai saat ini, masih dalam proses  penyelidikan untuk mendalami laporan tersebut,” kata Jhon Letedara.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS
1 Komentar
  1. amin berkata

    Ini contoh org tdk ingat mati. Dikiranya jabatannya seumur hidup hingga mambanggakan seolah olah dia yg berkuasa dan bertindak arogan. Tapi kalu melihat latar pendidikan nya yg lulusan IPDN PANTAS AJA MAIN PUKUL.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.