Pahami Krisis Uighur Melalui Diskusi Kemanusiaan

0

KABAR tentang krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Uighur di Xinjiang, Cina rupanya memantik empati dari warga Kalimantan Selatan. Diinisiasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), sebuah diskusi kemanusiaan diselenggarakan, Kamis (27/12/2018) siang tadi.

DISKUSI  yang bertajuk “Urgensi Kalsel Peduli Uighur” itu berlangsung di Rumah Anno Banjarmasin dengan menghadirkan tiga pemantik diskusi, yaitu, HM Soleh Abdullah SPd, DR H Mispansyah SH MH, dan Haris Maulidinnor. Diskusi dimoderatori Ketua IMM Kalsel, Laili Masruri.

BACA : Menengok Nasib Pengungsi Anak Uighur di Turki

Mengawali diskusi, Senior Marketing ACT Kalsel Zainal Arifin menyampaikan diskriminasi terhadap etnis Uighur di Cina merupakan kejahatan kemanusiaan. “ACT berkomitmen untuk melawan segala bentuk kejahatan kemanusiaan, termasuk yang terjadi terhadap etnis Uighur,” ucapnya dihadapan puluhan peserta diskusi.

Zainal menjelaskan bagaimana ACT telah membuat langkah-langkah konkrit dalam upaya membantu etnis Uighur. Diantaranya dengan memberikan beasiswa kepada etnis Uighur yang ada di negara-negara tempat mereka mengungsi. “Diaspora etnis Uighur di Turki saja mencapai 50.000 jiwa. Alhamdulillah 50 anak sudah diberikan beasiswa. Insya Allah tim akan terus bergerak bersama etnis Uighur,” pungkas Zainal.

BACA JUGA : ACT Gerakkan Masyarakat Indonesia untuk Peduli Uighur

Apresiasi atas ikhtiar ACT datang dari pemerhati sejarah HM Soleh Abdullah. “Terima kasih atas inisiasi ACT dalam memberi kepedulian untuk saudara-saudara kita, semoga ke depan mampu menggalang kekuatan yang lebih besar,” ucapnya. Berbicara dari aspek sejarah, Soleh menggambarkan bagaimana suku Uighur mengalami pemusnahan secara perlahan-lahan. “Dari tahun 1949 hingga 2015 ini suku Uighur terus berkurang jumlahnya karena tindakan represi dari pemerintah Cina, sekarang hanya berkisar 45% jumlahnya,” tutur lelaki jangkung itu lugas.

Pentingnya upaya menggerakan kekuatan masyarakat juga disampaikan DR H Mispansyah SH MH. Dosen Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) itu menerangkan betapa sulitnya perjuangan etnis Uighur untuk mendapatkan keadilan. “Secara hukum internasional, hampir tidak ada upaya yang bisa dilakukan untuk menuntut pemerintah Cina,” ujar Mispansyah. Menurut Mispansyah, satu-satunya cara adalah dengan menggerakkan negara-negara Islam untuk menuntut pemerintah Cina menghentikan tindakan kejamnya terhadap etnis Uighur.

Dari sisi aktivis sosial, Haris Maulidinnor secara tegas mengajak semua peserta yang hadir untuk bergerak dari hal yang terdekat dan terkecil. “Mulailah ajak siapa saja untuk membicarakan nasib etnis Uighur, dimanapun dan kapanpun. Gaungkan nasib saudara kita yang teraniaya agar muncul kepedulian,” tuturnya.

BACA LAGI : Muslim Uighur Tak Pernah Bebas Berislam

Tak hanya sampai pada diskusi saja, ACT Kalsel, KAMMI, IMM bersama kelompok masyarakat yang hadir bersepakat untuk melakukan aksi solidaritas, Jumat (28/12/2018) besok. Aksi akan dilakukan setelah ibadah solat Jumat dengan titik kumpul di Masjid Sabilal Muhtadin. “Insya Allah akan dilakukan penggalangan dana dan orasi kemanusiaan dari perwakilan kelompok,” terang Maulidi selaku koordinator lapangan aksi.(jejakrekam)

Penulis Retno Sulisetyani
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.