Kompas Borneo Eksplorasi Gua Karst di Kotabaru

0

KARST memiliki potensi, manfaat dan peran penting bagi ekosistem lingkungan dan manusia. Karakteristik karst yang unik bisa dilihat dari bentang alam di permukaan dan di bawah permukaan, yang secara khas terbentuk dari batuan gamping dan dolomit.

SAYANGNYA, kawasan karst justru semakin terancam hilang, salah satunya akibat semakin masifnya ekspansi perkebunan sawit dan pertambangan.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Kawasan Karst Bumi Saijaan 2018 dari Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam dan Seni (Kompas) Borneo Universitas Lambung Mangkurat, ekplorasi kawasan karst di Desa Limbungan, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru.

Ketua Tim Ekspedisi Kawasan Karst 2018 Wahyu Tresnawati mengatakan, target pihaknya minimal memetakan 13 gua, seperti gua liang matali, gua liang gantung yuda, gua liang teluk pakasim, gua liang kambing, gua liang kadap, gua liang akik, gua liang sembilan, gua liang kaelir, gua liang capluk, dan gua lainnya yang belum memiliki nama.

“Gua yang akan dipetakan jenis gua vertikal dan horizontal. Gua vertikal berjumlah satu gua dengan kedalama. kurang lebih 20 meter, sedangkan gua horizontal berjumlah 12 gua dengan beranekaragam panjang gua” ucapnya.

Wahyu menuturkan, gua horizontal dengan panjang kurang lebih 200 meter berjumlah empat gua sedangkan gua horizontal yang memiliki panjang kurang lebih 70 – 100 meter berjumlah 7 gua. “Ekspedisi dilaksanakan 23 hingga 30 Agustus 2018,” bebernya.

Ia mengharapkan, hasil dari ekspedisi kawasan karst di Kotabaru akan memberikan dampak positif terhadap perlindungan karst sebagai penampung air dalam mencegah terjadinya banjir.

“Selain itu, akan meningkatkan potensi daerah khususnya di bidang pariwisata di Kotabaru,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kompas Borneo Arifad Rahman mengatakan, mahasiswa pecinta alam mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap kawasan karst di Kalimantan Selatan.

Ia berpendapat, sebagai penampung air dalam mencegah terjadinya banjir, kawasan karst sangat wajib hukumnya untuk dilindungi. “Harus adanya sebuah regulasi di Kalsel dalam melindungi kawasan Karst,” tegasnya.

Arifad Rahman mengungkapkan, Karst di Kalimantan Selatan mulai terancam oleh perkebunan dan pertambangan. Untuk itu, pihaknya akan terus mengampanyekan betapa penting menjaga dan melestarikan karst di Kalimantan Selatan. “Apalagi gua karst memiliki ornamen seperti stalaktit, stalakmit dan pilar yang terbentuk selama ratusan tahun,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.