Pembuat Jukung dan Klotok Menjadi Usaha Warga Secara Turun Temurun

0

JUKUNG dan klotok yang menjadi alat transportasi air di Kalimantan Selatan, sudah jadi bagian dari masyarakat Banua terutama yang hidup di bantaran sungai.

SALAH satunya di Desa Banua Hanyar, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Di desa padat penduduk ini, pembuatan alat transportasi air menjadi usaha warga.

Haji Samlan, dengan dibantu beberapa orang pekerja, telah terbilang sukses menggeluti usaha membuat perahu. Di halaman rumahnya lah, banyak jukung dan klotok dibuat selama kurang lebih 30 tahun.

Menurut Haji Samlan, pembuatan perahu ini karena ada pesanan. “Konsumen yang datang bukan saja dari HSS, tetapi banyak juga dari daerah lain yang datang memesan langsung,” ujarnya.

Pembuat Jukung dan Klotok: H Samlan pembuat perahu dari Desa Benua Hanyar, Kabupaten HSS, melakoni usahanya selama 30 tahun secara turun temurun.

“Untuk sebuah Jukung, pembuatannya memakan waktu kurang lebih 10 hari, dengan harga untuk saat ini yaitu sebesar Rp 600 ribu. Sedangkan untuk klotok, biasanya perlu waktu kurang lebih satu bulan. Harganya pun jauh lebih mahal, yaitu berkisar antara 20 hingga 25 juta rupiah,” bebernya.

Usaha membuat perahu ini, banyak ditemukan di tiga kecamatan di wilayah Daha. Bahkan sudah menjadi usaha secara turun temurun.

Wilayah Daha sendiri, secara keseluruhan merupakan daerah rawa dan sungai. Hal ini tentu saja menjadi pengaruh utama, karena banyak aktivitas warga dilakukan dengan menggunakan alat transportasi air berupa perahu. Sehingga untuk usaha pembuatan perahu seakan tidak pernah ada matinya dan selalu terus berkembang.(jejakrekam)

Penulis Iwan Sanusi
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.