Tren Kasus Naik, Pemkot Banjarmasin Kampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan Perempuan dan Anak

0

TEKAN angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin menggelorakan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.

GERAKAN kampanye ini dilaunching oleh Walikota Ibnu Sina didampingi Wakil Walikota Arifin Noor di lobi Balai Kota Banjarmasin, Kamis (7/12/2023). Menurut Ibnu Sina, dukungan penuh diberikan pemerintah kota dalam kegiatan kampanye guna mengentaskan kasus kekerasan perempuan dan anak di Banjarmasin.

“Mari kita kampanyekan bersama, agar tidak terjadi lagi kekerasan terhadap anak dan perempuan,” ucap Ibnu Sina.

Mengutip data DP3A Kota Banjarmasin, tercatat hingga November 2023, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang telah dilaporkan sudah mencapai 122 kasus.

BACA : 101 Kasus Kekerasan Perempuan Dan Anak Di Banjarmasin Tercatat Sejak Januari 2023

“Kasus ini memang meningkat. Namun, saya melihat hal itu lebih pada orang atau korban yang mengalami tindak kekerasan. Meraka berani telah berani melaporkan atau mengadu,” kata Ibnu Sina.

Dari data itu, Ibnu Sina melihat merupakan sebuah keberhasilan Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) yang telah hadir di seluruh 52 kelurahan dalam lingkup 5 kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin.

“Hal yang penting bukan berapa besar jumlah kasusnya. Namun, sejauhmana kepedulian kita terhadap penanganannya,” ucap Ketua DPD Partai Demokrat Kalsel ini.

BACA JUGA : Bekas Luka Korban Kekerasan Perempuan dalam Lukisan Kelinci Karya Dhea

Di sisi lain, Walikota Ibnu Sina mengingatkan agar para perempuan bisa melindungi diri. Misalnya dengan berpakaian sopan yang tidak menimbulkan niat seseorang untuk berbuat jahat.

“Jika perempuan bisa memproteksi dirinya dengan baik, maka tindak kekerasan tidak akan terjadi. Hal ino perlu penyadaran bagi kita semua. Jadi, bukan semata-mata hanya petugas Satgas PPA, namun tugas dinas merupakan tugas ktia semua,” tutur mantan anggota DPRD Kalsel ini.

BACA JUGA : Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat di Pertengahan Tahun 2021

Sementara itu, Kepala DP3A Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan menyebut ada peningkatan kasus kekerasan tiap tahun di Banjarmasin.

Hal ini berdasar data pada 2019 tercatat 87 kasus. Kemudian, naik pada 2020 menjadi 77 kasus. Tren naik kembali pada 2021 menjadi 91 kasus, hingga pada 2022 naik signifikan tercatat ada 136 kasus.

“Sampai November 2023 sudah ada 122 kasus. Dari data itu, riskanya justru di antaranya 44 kekerasan terjadi pada perempuan dewasa. Kemudian, 50 kasus terjadi anak perempuan. Sisanya, terjadi pada anak laki-laki sebanyak 28 kasus,” beber mantan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin ini.

BACA JUGA : Penanganan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Banjarmasin Banyak Tak Tuntas

Ramadhan menguraikan ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Yakni, dari faktor lingkungan, masalah ekonomi hingga dipicu masalah sosial.

“Inilah mengapa peran Satgas PPA sangat penting. Mereka hadir sebagai benteng awal penanggulangan agar tidak terjadinya tindak kekerasan pada perempuan dan anak. Saat ini, Satgas PPA sudah hadir di 52 kelurahan. Dengan begitu, bisa menjadi migitasi dalam early warning (peringatan dini). Satgas PPA juga menjadi ujung tombak dalam memigitasi terjadi kasus kekerasaan terhadap perempuan dan anak,” papar Rahmadan.(jejakrekam)

Penulis Ferry Oktavian
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.