Pedagang Sayur Keluhkan Harga Kacang Kedelai Yang Naik

0

SAYUR tak terlepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari, karena baik untuk kesehatan tubuh. Namun harapan untuk memenuhi kebutuhan pangan terancam sulit, karena naiknya harga, seperti harga kacang kedelai yang menjadi bahan pokok pembuatan tahu dan tempe.

SEPERTI yang dilakuan Jejakrekam.com dalam penyisiran di sejumlah pasar, pada Selasa (1/3/20222), beberapa pedagang sayur mengeluhkan harga jual yang selalu tidak stabil.

Diungkapkan Sustinah pedagang sayur pasar Sentra Antasari, masih dapat bersyukur karena masih bisa berjualan walau ada saja harga bahan pokok yang tidak stabil. Dia mengatakan, seperti yang dialami sebulan yang lalu minyak goreng sempat menjadi mahal dan mulai langka, kini giliran kacang kedelai.

BACA: Ombudsman Kalsel Soroti Ketersediaan Minyak Goreng di Pasaran

Diketahui, kacang kedelai adalah bahan baku pembuatan tehu dan tempe. Otomatis harga dua bahan makanan tersebut ikut merangkak naik. “Memang ada kenaikan harga, contohnya tempe dan tahu. Kalau harga tempe satu bantang ukuran sedang Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu, sekarang naiknya jadi bertambah sekitar 2 ribuan,” ujarnya.

“Sebelumnya harganya segitu-segitu juga, tetapi ukuran dan ketebelannya dikurangi,” sambungnya.

Harga kacang kedelai di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogramnya, sekarang kenaikan harganya menjadi bertambah Rp 6 ribu per kilogram.

BACA JUGA: Akibat Kemarau Panjang, Pasokan Sayur Mayur di Pasar Sentra Antasari Berkurang

Selaras dengan sustinah, Ramlah pedagang pasar Teluk Dalam mengatakan ketidakstabilan harga bahan pokok sangat menyusahkan rakyat. Sebagai pedagang dia merasa cemas karena tidak dapat melayani pembeli karena harga yang tidak menentu.

“Kami minta kepada pemerintah untuk memperhatikan kami pelaku usaha kecil, sebab kami kalau ingin mengisi dagangan hampir setiap saat menambah modal terus. Bahan baku sering naik, kalau kami menjual kepada calon pembeli dengan harga biasa kami akan rugi, kalau harga dinaikkan pelanggan akan lari. jadi terpaksa dengan harga tetap ukurannya saja yang dikurangi, itu saja yang bisa kami lakukan,” paparnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.