Jokowi Diganjar Kartu Merah, Mahasiswa Kalsel Sebut Kabinet Indonesia Mundur

0

MASSA aksi tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Kalimantan Selatan menggajar kartu merah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ini lantaran, orang nomor satu di Indonesia ini enggan menemui mahasiswa yang tengah menggelar mimbar bebas di Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kamis (21/10/2021).

ADA 16 tuntutan diajukan mahasiswa lintas kampus itu sebagai evaluasi dua periode Kabinet Indonesia Maju pimpinan Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin. Ada pula 10 janji Jokowi-Ma’ruf yang disorot para mahasiswa. Yakni, kartu sembako murah, klaim jaminan pendidikan, pembiayaan ultra mikro, sertifikasi tanah (konsesi lahan), dana desa, koperasi petani dan lainnya.

Selain itu, Kabinet Indonesia Maju disebut belum tuntas dalam mengkaji sebuah kebijikan terkait RUU Cipta Kerja (Omnibus Law), RUU Minerba, UU ITE, pengawasan dan penegakkan hukum, pelemahan KPK, serta pemulihan lingkungan.

“Pada 20 Oktober 2021 tadi, genap dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin berjalan,” ujar Koordinator Wilayah (Korwil) BEM se-Kalimantan Selatan, Zikri Nur Abadi kepada jejakrekam.com, Kamis (21/10/2021).

Zikri menyebut sebulan sebelum dilantik pada September 2019 lalu, terjadi demo besar di berbagai daerah di Indonesia. Dalam catatan aktivis yang menolak revisi UU KPK, RUU-PKS, RKUHP, setidaknya ada 232 orang menjadi korban di Jakarta, Bandung, Sumatera Selatan hingga Kalimantan Selatan.

“Jadi, 51,3 persen masyarakat menilai kinerja Jokowi-Ma’ruf tidak memuaskan,” kata mahasiswa Uniska MAB Banjarmasin ini.

BACA : Wakil Rakyat Absen, Aksi Massa Menanti Kehadiran Jokowi

Sejak Kamis (21/10/2021) siang, berawal dari Taman Kamboja, Jalan Anang Adenansi, massa bergerak menuju Jalan Lambung Mangkurat. Di pusat kota ini, massa merapat di depan halaman Rumah Banjar-sebutan Gedung DPRD Provinsi Kalsel.

Perwakilan mahasiswa Kalsel membacakan pernyataan sikap karena Presiden Jokowi tgak mau menemui mereka. (Foto Rahim Arza)

Aksi mahasiswa ini pun dijaga ketat aparat gabungan. Bahkan, ada dua mobil water cannon disiapkan, persis berada di lapisan barikade. Sembari menunggu kehadiran Jokowi, para pentolan aksi pun menggelar orasi.

Di atas mimbar bebas itu, mahasiswa pun mempertanyakan para wakil rakyat di DPRD Kalsel. Hampir empat jam, mereka berorasi di bawah rintik hujan.

Nah, begitu rombongan Presiden Jokowi melintas di Jalan Pangeran Samudera, menuju ke Jembatan Sei Alalak. Ternyata tak melewati ruas jalan pusat Kota Banjarmasin. Justru, Jokowi memilih ke Jalan MT Haryono (Kertak Baru Ulu), tak menyempati diri untuk menemui massa aksi.

BACA JUGA : Jokowi Bakal Disambut Demo, BEM se-Kalsel Siapkan Sidang Rakyat

Mendengar kabar itu, Korwil BEM Se-Kalimantan Selatan, Zikri mengomando agar barisan mahasiswa langsung bersikap. Mereka pun menyebut pemerintahan era Jokowi-Ma’tuf adalah Kabinet Indonesia Mundur.

Sebagai sindiran, massa melakoni aksi gerak mundur persis bundaran kecil Jalan Lambung Mangkurat-Jalan Hasanuddin HM. Mereka kompak menyatakan kecewa. Lalu, mendesak Presiden Jokowi mundur dari jabatannya sebagai sikap atas kinerjanya selama ini. “Jokowi mundur! Jokowi mundur!” seru mereka.

Atas nama mahasiswa Kalsel, Zikri menyatakan kekecewaan atas kinerja Kabinet Indonesia Maju. Dalam catatan mahasiswa, justru banyak menyengsarakan rakyat. Tok, kekecewaan itu diputuskan lewat sidang rakyat ala kalangan intelektual kampus ini.

“Kami menyatakan sikap, evaluasi dua tahun Kabinet Indonesia Mundur. Era Jokowi, sejauh ini tidak mengakomodir tiap persoalan di daerah, termasuk Kalimantan Selatan,” tegas Zikri.

BACA JUGA : Gelar Aksi di DPRD, BEM se-Kalsel Sampaikan 9 Tuntutan ke Presiden

Menurut Zikri, kebijakan tak pro rakyat disuguhkan Jokowi selama menjabat periode kedua, terhitung dua tahun belakangan ini.  Hal ini tentu, beber Zikri, seluruh kabinet dan jajaran menterinya, jelas tak becus dalam mengawal kebijakan terhadap kesejahteraan rakyat.

“Pastinya, tidak hanya omong kosong atau bualan saja. Bahkan, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi, malah membuat rakyat sengsara,” kata Presiden Mahasiswa Uniska MAB itu.

Senada dengan Zikri, Ketua BEM Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Ahmad Rinaldi menyuarakan rasa kecewanya. Ini karena, Jokowi yang bisa hadir ke Banjarmasin, harusnya bisa berdialog dengan mereka. Justru memilih menghadiri acara seremonial peresmian Jembatan Sei Alalak.

BACA JUGA : Bagi-bagi Sembako Jokowi di Pasar Baru, Sejumlah Warga Protes Tak Kebagian Jatah

“Fokus kami adalah memberi catatan evalusi dua tahun era Jokowi. Kebetulan beliau ke Banjarmasin, itu bonus saja. Kami sudah jauh-jauh hari menyiapkan aksi. Bahkan, aksi ini merupakan hasil konsolidasi nasional,” beber Rinaldi.

Selaras dengan tuntutan koleganya, dari 16 item itu Rinaldi menyebut satu di antaranya merupakan isu Kalimantan Selatan terkait masalah lingkungan. “Seharusnya Pak Jokowi tak hanya meresmikan Jembatan Sei Alalak, tapi juga soal konflik agraria jadi perhatian beliau,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahm Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.