Tiga Video Turisme Terbaik Dinobatkan Dalam Jamang Awards 2018

PROMOSI pariwisata Kalsel boleh dibilang kering inovasi. Namun, lewat ajang penganugerahan Jamang Award, beragam destinasi wisata dibungkus secara apik lewat video turisme. Sabtu (29/9) di Gedung Balairung Sari Taman Budaya Kalsel, terpilih tiga video terbaik hasil olahan para sineas lokal asal Banua.

JAMANG Award digarap Forum Sineas Banua (FSB) dan Dinas Pariwisata (Dispar) Kalsel. Mengambil tajuk South Kalimantan Tourism Video Competition (SKTVC) 2018, ajang ini memberikan ruang apresiasi bagi para sineas lokal untuk berkarya mempromosikan destinasi wisata yang ada di Banua.

Direktur Program SKTVC 2018, Ade Hidayat mengatakan total sebanyak 15 video turisme masuk dalam proses seleksi. Namun, cuma sembilan karya yang masuk nominasi dan ditampilkan kepada penonton yang berhadir dalam malam penganugeragan. Dari seluruh nominasi, masing-masing video dibagi menjadi tiga kategori.

“Ada Jamang Naga untuk kategori Alam, Destinasi Buatan, dan Kuliner. Jamang Anggang buat kategori Budaya dan Religi, serta Jamang Halilipan yang merupakan kategori gabungan semua wisata Kalsel,” ujar Ade kepada jejakrekam.com.

Lantas, siapa yang beruntung mendapat penghargaan ini? Untuk kategori Jamang Naga, rumah produksi Bengkel Ide menjadi video terpilih. Para sineas asal Tabalong ini menampilkan keindahan alam destinasi wisata Upau yang berlokasi 44 kilometer dari pusat kabupaten. Lengkap dengan adat istiadat masyarakat yang setempat yang masih lestari. Video turisme yang mereka garap diberi judul “Harmony With Nature”.

Koordinator Produksi Harmony With Nature, Budiman menyebut karya ini semata-mata untuk mempromosikan kearifan lokal destinasi wisata

Upau yang boleh dibilang menarik di Kabupaten Tabalong. “Khususnya kehidupan Dayak Deah yang ada di sana. Masyarakat setempat hidup menyatu dengan alam. Apalagi kuliner-kuliner hasil olahan Dayak Deah yang dibuat secara alami,” ceritanya.

Berdurasi pendek, bukan berarti karya ini digarap asal-asalan. Budiman menerangkan penggarapan Harmony With Nature memerlukan riset selama dua bulan. Agar menghasilkan kepadatan serta kedalaman informasi yang ingin disampaikan. “Kuncinya adalah riset. Kami langsung datang kepada masyarakat setempat. Bertanya dengan daftar wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya. Ini yang sebenarnya harus diperhatikan dalam menggarap video turisme,” pesannya.

Dari kategori Jamang Anggang, Sleepless Production lewat karya berjudul “Filosofi Masjid Banua” menjadi video pilihan. Persis dengan judulnya, video turisme ini menceritakan sejarah serta makna masjid-masjid bersejarah di Kota Banjarmasin. Ambil contoh, Masjid Sabilal Muhtadin yang sebelumnya merupakan kawasan Fort Tatas milik pemerintah kolonial Belanda. Atau, Masjid Sultan Suriansyah yang dulunya merupakan saksi bisu peradaban Islam masuk ke Kalsel.

“Dari awal pengumuman SKTVC 2018, memang sudah menargetkan menang untuk kategori Jamang Anggang. Garapnya tidak sampai satu pekan,” ujar Pimpinan Produksi Sleepless Production, Abdul Khair.

Menyoroti masjid-masjid di Kota Banjarmasin Sleepless Production bukan tanpa alasan. Menurut Khair, pariwisata Kalimantan Selatan mestinya bukan cuma melulu soal wisata alam dan destinasi buatan. “Wisata religi harusnya juga diangkat lagi. Untuk memberikan pilihan kepada masyarakat setempat bahwa kita kaya dengan destinasi wisata,” tambahnya.

Sementara itu, untuk kategori Jamang Halilipan diraih oleh rumah produksi Jeda Sejenak. Karya mereka berjudul “The Place”. Menyajikan wadah-wadah wisata unggulan seperti Desa Lok Baintan dan Pendulangan Intan Cempaka. Dibalut dengan kekayaan kebudayaan yang dimiliki Kalsel seperti seni bela diri Bakuntau dan Baayun.

“Seluruh destinasi wisata ini dipadukan dalam satu cerita. Kami ingin mengenalkan kembali kekayaan pariwisata Kalsel untuk para generasi muda. Tempat-tempat dan kebudayaan seperti ini mestinya dikenal baik oleh masyarakatnya sendiri,” kata pimpinan produksi Jeda Sejenak, Fikri.

Secara terpisah, Kabid Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dispar Kalsel, Faisal Rizani Said mengatakan ketiga karya terpilih nantinya bakal diputar pada setiap kantor instansi pemerintahan serta gerbang masuk para pelancong seperti Bandara Syamsuddin Noor.

“Kami ingin Kalsel tak cuma bicara Pasar Terapung. Harusnya banyak lagi destinasi wisata yang bisa dikenalkan masyarakat. Intinya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Kalimantan Selatan lewat video turisme,” tandasnya.

Penulis Donny
Editor Fahriza

Ruangan komen telah ditutup.