Tak Dirawat, Banyak Tanaman Mengering di Jalan A Yani Km 6 Hingga Km 17

0

SEPANJANG Jalan A Yani kilometer 17 hingga kilometer 6  tanaman yang ditanam di median jalan tersebut nampak kering dan mati.

KEPALA Seksi Konservasi SDA dan Pemeliharaan Lingkungan DPRKPLH Kabupaten Banjar, Khaezar Kusuma menyampaikan bahwa pemeliharaan tanaman di median jalan nasional A. Yani sekitaran wilayah Kertak Hanyar tersebut merupakan tanggung jawab balai jalan.

“Untuk pemeliharaan tanaman di median jalan A. Yani dari Km 17 hingga Km 6 tersebut bukan tanggung jawab kita di kabupaten, melainkan tanggung jawab balai jalan. Saat ini kami di kabupaten pun sudah bersiap membuat surat untuk dikirim ke balai jalan meminta pemeliharaan tanaman tersebut, tinggal menunggu ditanda tangani kepala dinas,” ucap Khaezar Kusuma kepada jejakrekam.com pada Selasa (26/9/2023).

BACA : Ini 3 Daerah Terbanyak Karhutla Di Kalsel, BNPB Rencanakan Hujan Buatan

Khaezar menyampaikan, pihaknya sudah beberapakali menyurati kepada balai jalan terkait pemeliharan tanaman tersebut namun belum ada respon balik.

Disamping itu, Khaezar menjelaskan kasus tanaman mati karena kekeringan dampak kemarau panjang tersebut tidak hanya di wilayah Kertak Hanyar saja, salah satunya juga terjadi di jalan Menteri Empat Kelurahan Keraton Kecamatan Martapura atau tepatnya dibelakang pertokoan Pasar Sekumpul Martapura.

“Setiap hari penyiraman dilakukan setelah Salat Magrib menggunakan dua unit tangki di daerah perkotaan,” ujar Esar sapaan akrabnya.

BACA JUGA : Jangan Anggap Remeh, Inilah Bahaya Karhutla di Kalimantan Selatan

Terkait matinya tanaman tersebut, Esar menduga disebabkan kurangnya pemeliharaan tanah, sehingga penyerapan tanahnya terganggu. Terlebih, dengan cuaca yang ekstrem.

“Kami memang tidak melakukan penanaman ulang karena memang belum ada anggaran. Jadi tanaman ini sudah mati sejak tahun lalu dan masih berada di median jalan,” bebernya.

Rencananya, pemeliharaan dan tanaman ini diganti dengan yang baru, dari perbatasan antara Kota Martapura dengan Banjarbaru. “Anggaran masuk ke APBD Perubahan sekitar Rp140 juta. Biasanya keluar di bulan Oktober,” sambungnya.

Esar menilai, tanah di median jalan itu sudah bertahun-tahun tidak pernah diganti. Sehingga, membuat tanah tersebut padat dan keras.

“Terlepas dari upaya penyiraman, tanaman di sini tidak pernah bisa tumbuh karena kondisi tanah yang keras dan padat. Solusinya adalah penggantian tanah dan tanaman di median jalan dengan yang baru,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.