Air Laut Intrusi Sungai Martapura, PDAM Bandarmasih Jamin Masih Aman

0

INTRUSI air laut di musim kemarau yang melanda aliran Sungai Barito hingga ke Sungai Martapura, langsung diantisipasi PDAM Bandarmasih dalam penyediaan air baku untuk diolah menjadi air bersih.

ANTISIPASI cepat ini diambil pabrik air milik Pemkot Banjarmasin agar suplai air leding ke pelanggan tidak terganggu, seperti yang dialami pada tahun sebelumnya.

Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian memastikan pasokan air bersih kepada pelanggan yang ada di Banjarmasin dan sekitarnya relatif aman.

“Adanya intrusi air asin tidak menganggu sistem pengolahan air bersih milik PDAM Bandarmasih. Yang terjadi, hanya peningkatan permintaan air bersih mencapai 10 hingga 12 persen saja. Jadi, tidak ada pengurangan produksi, karena PDAM Bandarmasih telah menerapkan sistem pencampuran air tawar dari Sungai Tabuk dengan Sungai Bilu,” ucap Supian kepada awak media di Banjarmasin, Sabtu (31/8/2019).

BACA : PDAM Bandarmasih Berlakukan Suplai Air Leding Bergantian 12 Jam

Senada Supian, Humas PDAM Bandarmasih Muhammad Nur Wahid pun memastikan pengolahan air masih aman dan bisa menyuplai pasokan air ke rumah pelanggan.

“Intrusi air laut dengan kadar garam yang diperbolehkan berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 250 mg/Iiter. Nah, karena PDAM Bandarmasih menerapkan sistem pencampuran air, maka kadar garamnya kembali normal,” ucap Wahid.

Menurut dia, sumber air baku dari Sungai Martapura yang dioleh IPA Sungai Bilu sempat dideteksi memiliki kadar garam 250-270 mg/l, namun bisa dicampur dengan suplai air dari IPA Sungai Tabuk untuk diolah di IPA A Yani 1 untuk distribusi air ke Kecamatan Banjarmasin Utara dan Barat. Termasuk, pasokan yang ada di IPA Pramuka dari suplai air Sungai Tabuk untuk kecamatan lainnya.

“Jadi, saat musim kemarau ini, secara produksi tidak ada masalah. Bahkan, IPA A Yani 1 masih bisa memproduksi air sebanyak 1.600 meter kubik (m3) per jam. Begitupula, di IPA A Yani 2, bisa memproduksi 4.600-4.800 m3 per jam,” ujar Wahid.

BACA JUGA : Antisipasi Inklusi Air Laut, PDAM Bandarmasih Siapkan Strategi Alternatif

Ia mengakui meningkatnya permintaan air bersih di musim kemarau, terutama di terjadi di daerah ujung pelayanan PDAM Bandarmasih berbatasan dengan zona PDAM Intan Banjar.

Hal ini dikarenakan, banyak penjual air yang menyedot air, sehingga produksinya meningkat tajam. Hanya saja, Wahid mengatakan hal itu sebenarnya tidak diperbolehkan, namun karena permintaan air bersih di musim kemarau meningkat tajam, hal itu masih diberikan dispensasi.

“Yang pasti, kami mengimbau dengan kesadaran agar penyedotan air tidak melampaui batas. Memang, seperti tahun lalu, penyedotan air yang luar biasa dilakukan di seputaran Kayutangi Ujung, Alalak serta daerah perbatasan dengan Kabupaten Banjar,” tutur Wahid.

BACA LAGI : Musim Kemarau, Pemakaian Air PDAM Bandarmasih Meningkat Tajam

Masih menurut Wahid, uji sampel mengukur tingkat keasinan air di Sungai Barito dan Sungai Martapura telah dilakukan PDAM Bandarmasih dengan mengambil sampel di daerah Mantuil dan Muara Kelayan dan RK Ilir.

“Untuk daerah Mantuil, Sungai Barito, kadar garamnya mencapai 3.013 mg/l, memang sangat tinggi. Sedangkan, di Muara Kelayan atau di RK Ilir mencapai 1.967 mg/I. Untungnya, di kawasan Sungai Bilu, dalam beberapa hari ini terjadi penurunan kadar garamnya dan relatif masih aman,” tutur Wahid.

Namun, beber dia, dengan menerapkan sistem pencampuran air baku dari Pematang, Sungai Tabuk dan Sungai Bilu, pengolahan air walau telah diintrusi air asin tetap normal. “Jadi, pasokan air yang diolah PDAM Bandarmasih masih aman. Bahkan, sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.