Lebih Tinggi Dibanding 2019, Koalisi Cek Fakta Temukan 1.292 Kasus Hoaks di Pemilu 2024

0

KOALISI Cek Fakta menemukan 1.292 kasus misinformasi/disinformasi atau hoaks terkait Pemilu 2024. Jumlah itu meningkat sekitar 2 kali lipat dibanding Pemilu 2019.

KOALISI Cek Fakta dimotori Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), dan 16 media.

Saat debat Pilpres ke-5, Koalisi Cek Fakta menggelar ‘live fact checking’ di Jakarta Convention Center (JCC). Debat itu merupakan adu visi dan gagasan terakhir dari tiga Capres; Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranomo.

Ada 7 ahli berbagai bidang sesuai tema debat dihadirkan. Yakni, soal Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

BACA : Terapkan Metode Pembelajaran Interaktif, Mafindo Banjarmasin Latih 150 Pemilih Pemula Penginderaan Hoaks Pemilu

Live Fact Checking digelar atas dukungan Google News Initiative. Kegiatan itu merupakan bagian dari upaya koalisi untuk memeriksa klaim para kandidat agar publik mendapatkan informasi sesuai data yang akurat.

Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika mengatakan esensi dari pelaksanaan live fact checking pada lima sesi debat Pilpres 2024  guna memastikan publik mendapatkan informasi terpercaya untuk membuat keputusan politik di bilik suara pada 14 Februari 2024 mendatang.

BACA JUGA : Deklarasikan Anti Fitnah, Mafindo Banjarmasin Beri Bekal Pemilih Pemula Melek Politik Jelang Pemilu 2024

”Harapannya Pemilu 2024 berjalan jujur, adil dan berjalan tanpa kecurangan dan sepenuhnya untuk mewujudkan amanat rakyat,” ucap Wahyu Dhyatmika dalam keterangannya, Senin (5/2/2024).

Proses cek fakta dilakukan oleh AJI, AMSI, MAFINDO, dan media yang tergabung dalam koalisi  bertujuan untuk menciptakan pemilu yang kredibel dan berintegritas.

Sekjen AJI, Ika Ningtyas mengatakan inisiatif cek fakta telah mendapat respons positif publik dan telah menjadi rujukan untuk memeriksa pernyataan/klaim para kandidat.

BACA JUGA : Mengecam Penggunaan Disinformasi untuk Merusak Kredibilitas Pembela Kebebasan Pers

“Hal itu terbukti dari artikel cek fakta di berbagai media yang mendapat kunjungan pembaca yang tinggi. Bahkan kegiatan cek fakta juga menginspirasi berbagai  kelompok sosial masyarakat untuk melakukan cek fakta secara mandiri,” imbuh Ika Ningtyas.

Dalam catatan MAFINDO, terdapat 1.292 kasus misinformasi/disinformasi atau hoaks terkait Pemilu 2024. Jumlah itu meningkat sekitar 2 kali lipat dibanding Pemilu 2019.

Hoaks beredar melalui platform seperti youtube, facebook, tiktok, twitter (X), whatsapp, dan Instagram yang menjadi platform social media yang banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia.

BACA JUGA : Dibentuk Koalisi Pengacara Kebebasan Pers Kalimantan, LBH Borneo Nusantara Turut Bergabung

Co-founder dan Fact-check Specialist MAFINDO, Aribowo Sasmito menyebut kegiatan “live fact checking” kali ini lebih baik karena ada tambahan tim verbatim, monitoring, dan editor yang mempermudah kerja pemeriksa fakta.

Koalisi Cek Fakta menggelar live fact checking debat Pilpres ke-5, pada Minggu (4/2/2024) hingga pukul 22.00 WIB berhasil memeriksa 18 klaim para kandidat dan menghasilkan 52 artikel yang tersebar di berbagai media.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Riyadi
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.