Kenapa Orang Gila tak Terpapar Covid-19?

0

Oleh : Ibnu Sya’ban

MIFTAH Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah dalam sebuah acara Jawapos Tokoh Awards di Kediri, pernah berujar, Covid-19 tak bisa dibicarakan dalam konteks logika manusia. Kok bisa?

ADA yang mengatakan bersih itu menjamin tidak terkonfirmasi Covid-19. Padahal, Perancis negara maju di Eropa, merupakan negeri terbersih No 5 di dunia, tapi kenapa lebih 750 ribu warganya terpapar Covid-19?

Panas pasti membantu meminimalisir penyebaran Covid-19. Iran, negeri terpanas di dunia dengan gurun pasirnya, 60 ribu warganya terkena Covid-19. Kalau orang dengan protokol ketat tidak terkena Covid, kenapa Donald Trump, Pangeran Charles dan keluarganya, semua kena Covid.

Jika orang rajin olahraga, atletis badannya dianggap aman, mengapa Christiano Ronaldo, Valentino Rossi, dan Zlatan Ibrahimovic terpapar Covid? Badan sterik dan berotot dijamin tidak terkonfirmasi Covid, kenapa Dwyne Jhonsons (The Rock) kawan Deddy Corbuzer terkena Covid?

BACA : Orang Gila Bisa Sembuh Total Jika Keluarga Berperan Aktif

Orang kesehatan tidak bakal kena Covid, mengapa pahlawan medis, lebih kurang 120 dokter di Indonesia gugur akibat terpapar Covid? Jika disebutkan yang berhadapan langsung hal kotor mudah terkontaminasi Covid! Mengapa pasar tradisional, gelandangan, pengamen, pemulung dan orang gila jarang kena Covid?

Perhatikan! Hampir tidak ada orang gila terpapar Covid. Bahkan orang gila jarang pula ditemui sakit. Padahal sering kehujanan, tapi tidak pilek, makan sembarangan jarang mules.

Parahnya lagi, orang gila tidur sesukanya di pinggir jalan. kedinginan tanpa selimut. Tapi tidak masuk angin. Buktinya? Orang gila tidak ada minta kerokan.

BACA JUGA : Ada 6.000 Orang di Kalsel Diperkirakan Mengalami Gangguan Jiwa

Kenapa orang gila terlihat badannya selalu sehat? Karena orang gila tidak punya beban pikiran. Jadi jika ingin selalu sehat, jadilah orang gila! Ups salah, hilangkan beban pikiran, karena pemicu terbesar sakit adalah beban pikiran.

Orang sakit biasa ada empat akar masalahnya. Pertama, pola pikir, kedua, pola makan, ketiga, pola hidup dan keempat kebanyakan polah atau terlalu banyak gaya. Mari menjaga pikiran kita tetap bersih, berprasangka baik, tetap bersahaja dan tetap kuat beribadah pada Sang Khaliq.(jejakrekam)

Penulis adalah Eks Wartawan

Tinggal di Batulicin, Tanah Bumbu

(Isi dari artikel ini sepenuhnya tanggungjawab penulis bukan tanggung jawab media)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.