Melek Politik Generasi Milenial, Ambin Demokrasi Dan BEM Gelar Dialog

0

TIDAK ada pilihan, kecuali harus melek pada politik. Karena masa depan hanya dapat diubah melalui kebijakan politik, yang memberi pengaruh tata kelola negara. Apalagi ketika masa depan itu harapan bagi generasi muda, maka politik harus dipahami dan disikapi dengan cerdas.

BAGAIMANA anak muda mempersepsikan politik? Seberapa tinggi antusias pastisipasi generasi muda pada Pemilu 2024? Apakah jumlah pemilih generasi muda yang mencapai 60 persen dapat memberi warna hasil Pemilu 2024?

Terkait hal ini, Ambin Demokrasi dan BEM se-Kalsel menggelar dialog di Kantor RRI, Sabtu (14/10/2023).

Dalam dialog ini menghadirkan narasumber, Ahmad Sunir Ridha (Ketua BEM se-Kalsel), Eliyana Puspita Sari (Ketua Narasi Perempuan), DR H Muhammad Effendy (Ambin Demokrasi), dr H IBG Dharma Putra (Ambin Demokrasi), serta Drs Ehsan Elhaque (Ambin Demokrasi), yang dipandu oleh Lidia Agustina (Ambin Demokrasi).

BACA: Perang Narasi Dan Mimpi Pemilu Cerdas Berintegritas Dikupas Forum Ambin Demokrasi

Winardi Sethiono mengatakan, gelaran ini berkat kerjasama antara Ambin Demokrasi dengan BEM se Kalsel agar kaum milenial itu tidak apatis dengan politik, karena ke depan bangsa akan di tangan mereka.

“Kalau para kaum milenial atau generasi muda apatis dengan politik, akibatnya mereka tidak tahu tentang sebenarnya kebijakan yang ada, yang di keluarkan oleh pemegang kekuasaan,” ujar pengusaha advertising ini.

“Jadi kami berharap sekali mereka membuka wawasannya, minimal mengetahui kondisi-kondisi di daerahnya sendiri, juga umumnya kondisi-kondisi yang ada di belahan nusantara,” ucapnya.

Win, demikian dia sering disapa mengungkapkan, generasi milenial jangan aptis. “Terapi politik itu harus dilakukan dengan benar, tapi kalau politik ini dijadikan sebagai ajang perebutan kekuasaan, maka itu yang tidak benar,” katanya.

BACA JUGA: Politik Dinasti dan Berharap Demokrasi dari Kalangan Anak Muda

Sementara itu, Dr IBG Dharma Putra tak yakin bahwa generasi milenial ini meram (acuh) dengan politik. “Tapi mereka itu cuma malas,” ujarnya.

Dia mengatakan, politik itu harus mulai pada sebuah pengertian yang benar. Sebab politik itu ada dua, yakni strategi untuk menjadikan kepentingan masyarakat dan kepentingan pemerintah.

“Strategi untuk memaksa kepada pemerintah untuk mensejahterakan masyarakatnya, jangan hanya untuk kepentingan yang berkuasa,” bebernya.

“Kita juga jangan menganggap bahwa politik itu kotor, padahal sebenarnya tidak. Tetapi bagaimana menjadikan pemerintah membuat masyarakat sejahtera, sehingga tokoh-tokoh politik yang tidak amanah dan tidak mensejahterakan masyarakatnya sebaiknya tidak dipilih lagi,” ucapnya.

Pemilih Generasi Milenial sebanyak 60 persen dalam Pemilu 2024 nanti harus sadar untuk memilih orang-orang yang amanah, sehingga politik itu berjalan pada relnya, sehingga terciptalah politik itu untuk mensejahterakan masyarakatnya.

BACA LAGI: Demokrasi Dalam Angka Dan Realita, Menelusuri Pendidikan Dan Kader Politik Yang Rendah

Ehsan Elhaque mengatakan, generasi milenial harus peduli dengan wajah Indonesia ke depan. Sebab pada Tahun 2045 tepatnya 100 tahun Indonesia merdeka ini merupakan generasi emas. “Kalian ini tentu hasil dari politik, maka dari itu melek politik. Kalian harus ditingkatkan, serta juga kemampuan literasi politik kalian,” ujarnya.

Kepala Dinas Perpustakaan Kota Banjarmasin ini juga mengimbau kepada generasi muda, bijaklah dalam bermedia sosial. Apalagi mendekati pemilu, jangan seenaknya membagikan berita hoax.

“Kalian juga harus membangun kesadaran pemilih, sebab suara kalian sebanyak 60 persen. Jangan terlena, dan suara kalian jangan diambil oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab,” pintanya.

Ditambahkan Mohammad Effendy yang berpesan kepada generasi milenial, untuk melawan kebijakan-kebijakan yang dapat merugikan, terlebih dari hasil politik masa lalu.

“Saat ini negara kita dikuasai oleh oligarki. Seperti pembakaran hutan, itu mereka semua melakukannya tapi yang disalahkan rakyat kecil. Maka dari itu, saya minta lakukan perubahan-perubahan, sebab semua itu ada di tangan saudara yang mayoritas pemilih pada Pemilu 2024 nanti,” ucap Akademisi Fakultas Hukum ULM ini.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.