Lama Vakum Akibat Pandemi, Festival Karya Tari Serumpun Melayu Pesisir Dihelat Kembali

0

TIGA even bernuansa kebudayaan lokal akan dihelat oleh Pemkab Barito Kuala (Batola) terdiri Festival Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir, Purun Festival Karnaval dan Festival Kuliner Bakumpai, usai sempat vakum akibat pandemi Covid-19.

DIAGENDAKAN tiga even ini digeber di ibukota Kabupaten Batola, dengan panggung utama di Lapangan 5 Desember, Kota Marabahan pada pertengahan Oktober 2023 mendatang.

Even kebudayaan ini kolaborasi Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kabupaten Barito Kuala berkolaborasi dengan Sanggar Permata Ije Jela dan Pewadahan Atak Diang Batola serta Tim Penggerak PKK Kabupaten Batola.

“Pada Oktober 2023 nanti, ada tiga even yang akan digelar dibalut dengan Barito Kuala Serumpun. Yakni, Festival Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir V, Festival Kuliner Bakumpai dan Purun Fashion Karnaval,” ucap Koordinator Pelaksana Barito Kuala Serumpun, Kasmudin kepada jejakrekam.com, Minggu (10/9/2023).

BACA : Tari Manasai, Ritual Tarian Dayak Ngaju Bernuansa Magis, Kenapa Kurang Populer Di Masyarakat Bakumpai?

Dia menjelaskan untuk peserta Purun Fashion Karnaval diwajibkan memakai bahan purun 50 persen dalam desain kostum atau pakaiannya yang dimulai pada 20 Oktober 2023 nanti. Sebab, purun yang merupakan tanaman khas lahan rawa dan gambut merupakan bahan baku utama dalam kerajinan anyaman.

“Sedangkan, gelaran Festival Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir V merupakan wujud dari Pemkab Batola dalam melestarikan dan mengembangkan tari pesisir yang ada di kaslel, khususnya di Batola. Termasuk, mengenalkan nilai-nilai kultural yang melekat dalam setiap gerakan tari gelaran festival,” tutur Pengasuh Sanggar Permata Ije Jela Marabahan ini.

BACA JUGA : Badewa, Ritus Seni Pengobatan Masyarakat Bakumpai di Kalimantan

Menurut dia, lewat Festival Tari Serumpun Melayu Pesisir V Tahun 2023 bisa menjadi media promosi kebudayaan karena pelakasnaan sesuai amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Lewat festival semacam ini semoga memberi pemahaman dan apresiasi terhadap seni tari daerah, terutama para pegiat seni akan semakin meningkat. Jadi, para seniman Banua dapat terdorong untuk terus berinovasi dan menciptakan karya dari daerah,” tandas Kasmuddin.

Menariknya, dalam Festival Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir pernah dihelat pada 2014 secara besar-besaran dan perdana di era Bupati Batola Hasanuddin Murad dengan mengikutkan seluruh sanggar tari yang ada di wilayah Provinsi Kalsel dan Kalteng.

BACA JUGA : Haji Idrus, Tradisi Badewa dari Ritual Pengobatan Bertransformasi jadi Seni Pertunjukan

Sementara pada even Festival Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir V tahun 2019, hingga sempat vakum lama akibat pandemi Covid-19 keluar sebagai juara adalah Sanggar Anum Banua Etnika STKIP PGRI Banjarmasin hingga berhak membawa pulang piala bergilir.

Setiap grup penyaji atau grup tari yang meraih juara akan diganjar hadiah menarik berupa uang pembinaan. Yakni, terbaik I Rp 10 juta, terbaik II Rp 7,5 juta, terbaik III Rp 6,5 juta, terbaik IV Rp 5 juta, terbaik V Rp 4 juta, terbaik VI Rp 3 juta. Bahkan, penata tari terbaik, penata musik terbaik hingga penata rias dan busana terbaik masing-masing dikasih uang pembinaan sebesar Rp 1,5 juta oleh panitia pelaksana. (jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.