Foto : Tiva
WALIKOTA Banjarmasin, Ibnu Sina kini tak bisa mengklaim sebagai walikota termuda di Kalimantan. Dia mengaku telah ‘lengser’ karena saat ini posisi termuda telah ditempati Walikota Palangka Raya Fairid Naparin yang masih berusia 34 tahun, selisih 10 tahun dibandingkan dirinya.
HAL itu diungkapkan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, saat pembukaan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Komisariat V Apeksi Regional Kalimantan 2018 di Hotel Aquarius, Palangka Raya, Rabu (10/10/2018).
Dalam kesempatan itu, Ibnu Sina yang juga Koordinator Komisariat Apeksi Regional Kalimantan, mengatakan tema yang diangkat dalam rakerwil kali ini adalahp engembangan pariwisata di Pulau Kalimantan “Wonderfull Borneo”, sangat sesuai dengan kebutuhan saat ini. Sebab, merupakan aspek yang sangat penting bagi investasi.
Terlebih lagi, menurut dia, pemerintah sedang gencar-gencarnya mewajibkan daerah untuk program online single submission (OSS). Bahkan beberapa kali, Menko Perekonomian Darmin Nasution, menyampaikan kesiapan masing-masing daerah untuk menjadi satu kesatuan dengan pusat, dalam penanaman modal dan investasi. Sayangnya, tidak semua daerah siap.
“Makanya, ini strategi tema yang diambil hari ini, sehingga kita betul-betul di satu sisi bisa menghampar karpet merah untuk investor. Namun, di sisi lain lain, harus siap dengan konflik lahan, sosial ataupun keterbatasan lahan,” papar Ibnu Sina.
Dari catatan Apeksi, beber dia, dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, penurunan investasi di Kalimantan hampir mencapai 25 persen. Dari Rp 6,7 triliun sejak 2013-2014, kemudian akhir 2016 hanya sekitar Rp 5,4 triliun.
Untuk itu, mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini menekankan ada upaya dan strategi yang lebih terstruktur, khususnya memandang Kalimantan dalam satu entitas yang tidak terpisahkan dari masing-masing kota.
“Pada 2025 mendatang, 65 persen penduduk ada di perkotaan. Ini berarti, problem perkotaan menjadi problem bersama,” pungkas Ibnu Sina.(jejakrekam)