Guru Besar UIN Antasari Bertambah, Ani Cahyadi dan Zulfa Jamalie Raih Gelar Profesor

0

Univrsitas Islam Negeri (UIN) Antasari bakal bertambah guru besarnya. Ini setelah, dua dosennya telah mengantongi surat keputusan (SK) dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.

DUA dosen yang segera menggelar profesor itu adalah Dr Ani Cahyadi Maseri dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Sedangkan, koleganya, Dr Zulfa Jamalie dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Antasari.

Rencananya, ada lagi satu pengusulan guru besar dari proses di Kemendikbud Ristek adalah Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) UIN Antasari, Dr Fathurrahman Azhari.

Sesuai jadwal, pengukuhan dua guru besar ini akan dilangsungkan dalam rapat Senat UIN Antasari yang dipimpin Rektor Prof Dr Mujiburrahman pada Desember 2021 nanti.

Khusus Ani Cahyadi untuk gelar profesor atau guru besar ilmu teknologi pendidikan resmi berdasar SK Mendikbud Ristek bernomor 73988/MPK.A/KP.05.01/2021. Sementara rekannya, Zulfa Jamalie yang ahli dalam bidang sejarah dan kebudayaan Islam Banjar.

BACA : Kaji Epistemologi Al-Ghazali, UIN Antasari Kehilangan Guru Besar Tasawuf, Prof Asmaran

“Jika nanti ada tiga guru besar yang dikukuhkan di UIN Antasari, berarti ada 15 profesor telah ada di kampus kami. Memang sepeninggal almarhum Prof Asmaran yang merupakan guru besar tasawuf di UIN Antasari berkurang satu orang profesor,” ucap Ani Cahyadi Maseri kepada jejakrekam.com, Senin (8/11/2021).

Presidium MW KAHMI Kalsel ini mengatakan untuk meraih gelar guru besar atau profesor harus menghasilkan karya ilmiah yang terindeks di jurnal internasional.

“Karya ilmiah atau penelitian yang saya hasilkan memang lebih banyak teknologi pendidikan sesuai dengan keahlian saya,” kata peraih gelar doktor studi teknologi pendidikan konsentrasi komputer media pembelajaran dari UIN Jakarta pada 2010 ini.

Dr Ani Cahyadi, mengenakan toga kebesaran untuk gelar guru besar (profesor) di UIN Antasari Banjarmasin. (Foto Istimewa)

Jurnal karya ilmiah Ani Cahyadi yang seperti terekam di International Journal of Pharmaceutical Research pada 2020 lalu mengenai pendidikan pralahir dalam pengembangan pribadi manusia di masa pandemi Covid-19. Ada pula beberapa buku hingga jurnal ilmiah yang terekspose di berbagai kampus, lembaga riset resmi dan negara lainnya di dunia.

BACA JUGA : Jabat Rektor Periode Kedua, Ini Misi Prof Mujiburrahman Bikin UIN Antasari Unggul dan Berakhlak

Ani Cahyadi yang sebelumnya Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) dan kini punya tengah menangani pembangunan kampus baru di Banjarbaru merupakan wisudawan termuda program doktor dengan IPK 3,64 di UIN Jakarta pada 2010 silam.

Selaku Ketua Project Implementation Unit (PIU) SBSN 6in1 Project tahun 2015-sekarang, Ani pun berharap pada 2022 mendatang, UIN Antasari akan bisa menggunakan kampus baru di Banjarbaru.

BACA JUGA : Ditarget Rampung 2022, UIN Antasari Segera Miliki 10 Gedung Megah di Banjarbaru

Ini agar konsentrasi ilmu sains atau eksak bisa terpadu dengan ciri khas ilmu keagamaan (Islam) yang melekat selama ini.

“Dengan alih status IAIN menjadi UIN Antasari, tentu ada perubahan mendasar dalam pendidikan akademik di kampus ini dari perguruan tinggi berbasis agama dipadukan dengan disiplin ilmu umum,” ucap Sekretaris Tim Alih Status IAIN ke UIN Antasari tahun 2011-2017 ini.(jejakrekam)

Pencarian populer:guru besar uin banjarmasin
Penulis Rahm Arza/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.