Wabup Berry Nahdian Forqan Sebut Produksi Beras HST Berlebihan

0

DISKUSI virtual helatan jejakrekam.com mengangkat soal arah kebijakan penguatan ketahanan pangan dalam menghadapi masa sulit seperti pandemi virus Corona, menghadirkan pembahasan yang menarik.

DUA pemangku kebijakan daerah yakni, Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Abdul Wahid HK dan Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) Berry Nahdian Forqan minus Bupati Balangan H Ansharuddin, urung bergabung, menyuguhkan diskursus yang sangat beragam dan berkualitas.

Selain kedua kepala daerah di Hulu Sungai tersebut, turun ikut dalam diskusi virtual yang diberi nama Ngobrol Pinggiran (Ngopi) juga menghadirkan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman, Ketua Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin Sukhrowardi dan pengamat yang juga Ketua LPKJ Kalsel, Subhan Syarief, dan dipandu wartawan kawakan Rasyidi serta beberapa akademi Banua lainnya.

BACA : Jadi Penyangga Kalsel, Bupati Wahid Jamin Stok Pangan Aman Selama Pandemi

Dalam paparannya, Bupati HSU Abdul Wahid mengakui jika wilayahnya menjadi salah satu wilayah penghasil gabah dan produksi melebihi kebutuhan konsumsi bagi daerah. Bahkan, daerahnya kini gencar meningkatkan produksi palawija.

“Menghadapi pendemi Covid-19 produksi pangan kami masih aman,” bebernya.

Senada itu, Wakil Bupati HST Berry Nahdian Forqan  juga mengakui jika daerahnya masih aman untuk produksi pangan, termasuk peternakan.

Bahkan, menurut orang nomor dua di Bumi Murakarta ini, pihaknya kini tengah menjalankan kebijakan melakukan stok beras guna menjamin ketersediaan pangan bagi warganya.

“Kebijakan menstok beras ini guna menjamin ketersediaan beras. Sebab, selama ini meski produksi berlebihan tapi kebanyakan beras HST keluar daerah,” bebernya.

Sedangkan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman mengakui, jika secara keseluruhan produksi pangan khususnya padi masih surplus dibanding kebutuhan yang ada.

BACA JUGA : Minggu Pagi, Bupati HSU-Balangan Dan Wabup HST Bicara Ketahanan Pangan Di Diskusi Virtual Jejakrekam.Com

Meski demikian, menurut Syamsir, banyak hal atau kendala yang masih ada dalam mewujudkan kemandirian pangan di Bumi Antasari. Salah satu faktor yang mempengaruhi diungkapkan Syamsir, adalah alih fungsi lahan yang masih saja terus terjadi baik untuk pemukiman maupun untuk pertambangan.

“Makanya kita terus mendorong agar tata ruang yang beberapa kali berubah agar kedepannya menjamin ketersediaan lahan untuk dunia pertanian,” ucapnya.

Ketua LPKJ Kalsel, Subhan Syarief menyoroti, jika selama ini masih belum menjamin kehidupan yang sejahtera bagi para petani. Menurut Subhan, sektor pertanian masih menjadi mata pencarian yang tidak menjanjikan bagi kebanyakan orang.

“Oleh karena itu, kedepan jadi tugas bersama khususnya pemerintah agar sektor pertanian ini bisa menjadi sarana pekerjaan yang menjadikan pelakunya sejahtera,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Gian
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.