Bekraf Dorong Sektor Usaha Kuliner di Banua

0

SUMBER daya alam di Indonesia, khususnya Kalsel boleh dikatakan sangat berlimpah. Namun, suatu saat tentunya bisa habis dan akan berdampak terhadap kehidupan perekonomian masyarakat.

GUNA mengantisipasi itu, pemerintah membentuk lembaga non kementrian yakni Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dimana lembaga ini bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif.

“Bekraf ini dibentuk untuk menggerakkan ekonomi nasional melalui industri kuliner Indonesia dengan menyelenggarakan Food  Startup Indonesia  (FSI)  2018,” kata Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fajar Hutomo saat sosialisasi Food Startup Indonesia di Hotel Swiss Belhotel, Selasa (06/03/20l8).

Kegiatan ini, sebut dia, merupakan salah satu inisiatif dari Bekraf untuk lebih mendorong, mengembangkan, dan menumbuhkan para wirausahawan atau pelaku usaha khususnya dibidang kuliner.

Mengapa harus kuliner? Menurut Fajar, kuliner merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang kontribusinya terbesar di Indonesia yakni 43%  dan menyumbang Rp 383 Triliun Rupian pada PDB sektor ekraf Tahun 2016.

“Dalam kontek menumbuhkan kuliner, salah satu hal yang ingin kita lakukan adalah dari sisi akses permodalan.  Selama ini masalah itu mengalami kesulitan,” katanya.

Jadi, lanjut Fajar, ini adalah sebuah even yang mempertemukan para pelaku usaha disektor kuliner yang tertinggi prestasinya  serta  membangun relasi dengan para investor.

“Saat ini kita mempunyai daftar investor yang nanti akan kita undang di acara selanjutnya di Surabaya. Disitu para pelaku usaha yang terpilih akan mempresentaikan produknya sehingga menarik minat dan perhatian para investor untuk berinvestasi,” jelasnya.

Sekadar diketahui, Food Startup Indonesia (PSI) sudah berjalan 3 tahun yakni di mulai 2016 di Jogjakarta. Kemudiam 2017 di Jakarta yang diikuti 6 kota. Sedangkan 2018 ini, diikuti 8 Kota, termasuk Banjarmasin.(jejakrekam)

Penulis Asykin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.