Pakar Tata Kota Bachtiar Noor Kritik Hasil Kajian Empat Kampung

0

PAKAR tata kota Bachtiar Noor mengeritik hasil studi dari empat kelompok yang diterjunkan tim ahliworkshop historic urban landscape (HUL) quick scan Banjarmasin di Rumah Anno 1925, Jalan Piere Tendean, Banjarmasin.

PENSIUNAN pejabat Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalsel memaparkan studi dari empat kelompok yang mendatangi Kampung Arab di Antasan Kecil Barat, Pasar Lama dan Kampung Sungai Jingah, Kampung Seberang Masjid dan Kelayan Muara, masih bersifat global.

“Padahal, isu-isu Kota Banjarmasin sangat terkait dengan sisi budaya dan karakteristiknya. Padahal, kajian yang disuguhkan mereka itu sudah 30 tahun lalu kami susun perencanaannya. Yang pasi, kami mengapresiasi ide kreatif dari kalangan anak muda,” ucap ahli tata kota jebolan perguruan tinggi Belgia ini.

BACA : Rumuskan Formula Kota, Empat Kampung Di Tepian Sungai Dikaji Tim Ahli

Menurut dia, para peneliti dan tim yang diterjunkan ke lapangan dan membuat kajian, justru tidak secara makro mengupas sisi lain dari empat kampung, yakni Kelayan Muara, Sungai Jingah, Kampung Arab dan Seberang Masjid.

“Padahal, Banjarmasin banyak memiliki kampung-kampung sejenis yang punya karakteristik berbeda serta berada di tepian sungai. Semestinya, kajian dalam workshop ini bisa mengcover kajian kampung-kampung tepian sungai di Banjarmasin,” tutur planalog lulusan perguruan tinggi dari Australia ini.

Dia mencontohkan konsep penataan sungai di Banjarmasin telah dimasukkan dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) serta dokumen lainnya. “Namun, masalah itu masih dibahas, padahal sifatnya kecil. Banjarmasin ini butuh kajian secara menyeluruh untuk mengupas seluruh potensi perkampungan yang ada, khususnya di bantaran sungai,” papar Bachtiar Noor.

BACA JUGA : Menghidupkan Kembali Ruh Kota Sungai ala Thomas Karsten

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Mokhammad Khuzaimi mengungkapkan cukup menarik hasil kajian dari tim yang turun ke lapangan, ditambah analisis dari para pakar dan ahli dalam workshop yang berlangsung selama lima hari itu di Rumah Anno 1925.

“Hasil kajian dari tim atau kelompok terhadap empat kampung itu sangat berarti bagi Pemkot Banjarmasin untuk diimplementasikan ke depan. Sebab, dengan adanya studi itu bisa membuka wawasan, apa saja potensi yang ada yang perlu digarap ke depan dari empat kampung itu,” tutur Jimie-sapaan akrabnya.

BACA LAGI : Prof Lambut Sangsi Ikon Kota Sungai Terindah Terwujud

Ia memastikan kajian dari tim, pakar dan ahli bidang perkotaan dan lainnya sepenuhnya disokong pemerintah kota. Apalagi, hasil kajian itu dibiayai sendiri tak menggunakan dana dari APBD Kota Banjarmasin.

“Inilah mengapa dengan kajian yang dilakukan mereka secara sukarela itu sangat membantu bagi pemerintah kota dalam menyiapkan langkah strategis dalam menata kawasan bantaran sungai sesuai karakteristiknya,” tutur Jimie.(jejakrekam)

 

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.