Upaya Mengubah Stigma Negatif Sosok Adipati Danuradja (Tumenggung Dipanata)

0

SANGGAR Bahana menggelar seminar dan launching buku Adipati Danuradja (Tumenggung Dipanata) di Aula Aswadie Syukur, PSB UIN Antasari, Sabtu (28/7/2018).

YUSLIAN Noor, Mansyur, dan Rabbini Sayyidati melakukan penelitian terkait kehidupan tokoh yang bernama asli Zaenal Abidin ini.

Adipati Danuradja dianggap kontroversial, karena mengabdi kepada pemerintah Kolonial Belanda. Memegang amanah sebagai Adipati Kesultanan Banjar (1835-1858) dan Adipati (Regent) zaman kolonial Hindia Belanda (1859-1861).

Yusliannor menjelaskan, sebenarnya Adipati Danuradja adalah birokrat yang sangat setia kepada Kesultanan Banjar. Tapi, karena keadaan yang terdesak mau tidak mau harus masuk dalam struktur birokrasi Belanda, disebabkan situasi politik pada saat itu.

“Satu-satunya pribumi yang dianggap cakap dalam aspek administrasi dan kemasyarakatan. Beliau memiliki kemampuan untuk membina wilayah Banua Lima, meski berada dalam kekuasaan Belanda,” ucapnya.

Akademisi FKIP ULM ini mengatakan, banyak mendapat pertanyaan terkait sosok Adipati Danuradja. Karena itu, ia melakukan penelitian secara komprehensif dan mendalam untuk menggali fakta-fakta sejarah Adipati Danuradja.

“Penilitian ini didukung penuh Yayasan Adipati Danuradja (Tumenggung Dipanata) untuk menggambarkan kebenaran sejarah dengan apa adanya,” katanya.

Anggota DPD RI Sofwat Hadi menilai pemerintah Kolonial Belanda selama berkuasa di tanah Banjar tidak serta merta menghilangkan tata birokrasi pemerintahan dan kerajaan-kerajaan. Ada cacatan sejarah yang menyebabkan tokoh kerajaan Banjar bekerjasama dengan pemerintah Belanda, salah satunya dengan taktik untuk menyelamatkan masyarakat.

“Fakta sejarah ini perlu diluruskan. Pejabat-pejabat yang diangkat pemerintah Belanda bukan berarti menjadi seorang pengkhianat,” katanya.

Ia berpendapat dengan adanya penelitian sejarah ini menunjukkan bahwa Adipati Danuradja adalah seorang pejuang, karena selama bekerja di pemerintahan Belanda berupaya untuk menyejahterakan rakyatnya.

“Nama-nama tokoh sejarah Banjar sudah sepatutnya diapresiasi, salah satunya dengan mengabadikan dengan nama-nama jalan agar kelak anak cucu kita tahu sejarah leluhurnya,” katanya.

Keturunan Adipati Danuradja Zuhdan Nor mengatakan, dalam pengabdiannya selama 28 tahun, Adipati Danuradja mengabdi kepada kerajaan Banjar selama 24 tahun, dan hanya 4 tahun di bawah kekuasaan kolonial Belanda. “Itupun hanya bagian dari strategi Adipati Danuradja untuk mengetahui taktik Belanda ” ungkap Zuhdan Noor.

Ia berharap dengan buku ini, bisa mengubah stigma yang terlanjur melekat, dan menegaskan bahwa Adipati Danuradja juga seorang pahlawan dengan cara perjuangan yang berbeda.(jejakrekam)

Penulis Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.