Dorong Kota Inklusi, Banjarmasin Masuk 10 Besar Global Urban Mobility Challenge 2019

0

GLOBAL Urban Mobility Challenge 2019 mengumumkan Banjarmasin masuk deretan kota dari 10 pemenang di Leipzig, Jerman dalam peningkatan mobilitas lewat infrastruktur fisik dan sosial inklusif disabilitas.

KEGIATAN  ini digagas Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) mentahbiskan Kota Seribu Sungai ini unggul setelah proposal Yayasan Kota Kita bersama Pemkot Banjarmasin dan Kaki Kota Banjarmasin mengenai peningkatan aksesibilitas dan mobilitas dari pintu ke pintu bagi penyandang disabilitas di Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin.

Dari proposal itu, tim berhasil meyakinkan para juri tentang pentingnya infrastruktur fisik dan sosial dengan skala manusia untuk keamanan dan kenyamanan warga. Proposal ini dianggap inovatif karena berkomitmen menjawab tantangan dengan skala mikro, tepat sasaran. Apabila tercapai dapat menginspirasi perubahan cara pikir tentang mobilitas secara menyeluruh.

Dari tahun lalu, Kaki Kota Banjarmasin bersama Pemkot Banjarmasin menggagas menjadikan ibukota Kalsel menjadi proker kota inklusi di Indonesia.

BACA : Banjarmasin Menuju Kota Inklusi, Dede : Kemudahan Akses bagi Disabilitas

Direktur Eksekutif Kaki Kota Banjarmasin Muhammad Syahreza menyatakan, saat ini, pihaknya mendorong ibukota Kalsel agar bisa menjadi bagian isu disabilitas internasional.  Salah satu yang dilakukan dengan melakukan pendataan disabilitas di Banjarmasin. Total penyandang disabilitas yang ada di Banjarmasin, terdata sebanyak 2.897 orang.  “Dengan data itu, kita menghimpun semua disabilitas di Banjarmasin,” katanya.

Direktur Eksekutif Kaki Kota Banjarmasin, M Syahreza

 

Menurutnya, dari proses pendataan itu sudah dimasukkan dalam proposal Global Urban Mobility Challenge 2019. “Alhamdulillah 21 Mei tadi, proposal tersebut masuk menjadi 10 proposal terbaik didalam lomba tersebut,” ujarnya.

Atas hal itu, TUMI memberikan dukungan terhadap Banjarmasin untuk melaksanakan proyek Kampung Inklusi, difokuskan di Gang Mulia dan Gang Sejahtera, Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat. Nilai dana yang dikucurkan jika gol, hingga 200 ribu Euro atau dikonversikan senilai Rp 3,2 miliar. “Makanya kita masih menyusun rencana bersama SKPD terkait di Pemkot Banjarmasin bagaimana bisa terlaksana,” ucapnya.

BACA JUGA : Gang 315 dan Gang Tentram Dibidik Jadi Kampung Inklusi Edukasi Internasional

Dengan nilai yang digelontorkan begitu besar, Kaki Kota mengusulkan untuk fokus dengan kondisi di Pelambuan. Dari dalam proposal, mereka berencana membuka jalur yang aksesible bagi semua warga dalam pemanfaatan fasilitas umum seperti kecamatan, kelurahan, puskesmas dan SLB terdekat.

Lantas, mengapa memilih Pelambuan? Syahreza menjawab hasil data penelitian bersama Unesco menyebut Pelambuan merupakan kelurahan yang disabilitasnya terbanyak di Kota Banjarmasin.

BACA LAGI : PKBM Baimbai Diresmikan, Walikota Ibnu Sina : Bisa Asah Keterampilan Penyandang Disabilitas

Sementara itu, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengakui mendapat penghargaan program terkait disabilitas yang digelar di Jerman. Untuk itu, Kota Kita bersama Pemkot Banjarmasin ingin mencari cara akses sebuah menjadi kampung ramah difabel.

“Ini dilaksanakan per bulan Juli. Makanya kita ambil spacenya untuk difabel. Termasuk akses menuju kecamatan. Seperti, trotoar, perlintasan, guilding block dan separator standar Eropa,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.