Seandainya Lockdown Total, Orang Dayak Meratus Paling Siap Bertahan

0

MESKI saat ini tidak ada satu daerah di Kalimantan Selatan memberlakukan penutupan total (lockdown) wilayahnya, demi mencegah wabah Corona (Covid-19), toh menurut antropolog FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Setia Budhi PhD, maka masyarakat Dayak Meratus sangat siap.

PENELITI senior ULM Banjarmasini mengungkapkan walau pun hiruk-pikuk soal mewabahnya virus Corona, seakan tak menyentuh masyarakat adat yang bermukim di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan, namun secara kultur sangat terbukti ketangguhannya.

“Orang Dayak Meratus akan lebih siap, kalau seandainya terjadi lockdown total. Mengapa demikian, tentu ada berbagai pertimbangan dari segi ketahanan pangan dan budaya mereka yang bermukim di kawasan Pegunungan Meratus, Kalsel,” ucap Setia Budhi kepada jejakrekam.com, Jumat (3/4/2020).

BACA : Local Lockdown Ditolak, Walikota Ibnu Sina Usulkan Perketat Perbatasan Banjarmasin

Menurut Setia Budhi, masyarakat Dayak Meratus memiliki adat yang ental dalam ritual mereka untuk menyimpan hasil panen padi. Bahkan, sebagian besar mereka melarang padi untuk diperjualbelikan.

“Di beberapa balai adat, masih menyimpan padi yang mereka panen lima tahun yang lalu. Mereka menyimpannya dalam kindai atau lumbung padi beberapa tahun lamanya,” kata doktor jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia ini.

Sementara, beber Setia Budhi, untuk bertahan hidup di tengah pemukiman yang terkadang terisolir dari dunia luar, keperluan seperti sayur mayur pun telah tersedia di lahan yang ada. “Jadi, mereka akan memetik hasil dari lahan perkebunan yang ada,” ucap Setia Budhi.

Heboh soal pemberlakuan social distancing (pembatasan sosial) justru tak berpengaruh di komunitas Dayak Meratus. Menurut Setia Budhi, selama ini, justru rumah tinggal warga Dayak Meratus telah menerapkan komunal distancing, karena jarak atau letak antar kampung saling berjauhan dengan kampung lainnya.

“Kalau juga mau lockdown, maka mereka mudah untuk melokalisir. Sebab, biasanya akses jalan tidak seperti masyarakat kota,” ucap Setia Budhi.

BACA JUGA : Keluar Masuk Orang Dibatasi, Kalsel Perpanjang Status Tanggap Darurat

Dari segi kultur pengobatan, Setia Budhi menilai kekuatan herbal Dayak seperti mereka sangat kebal terhadap demam berdarah. Namun demikian, dosen senior ini mengatakan ketika lalu lintas orang luar ke desa, tidak terkontrol seumpananya terjadi peristiwa balik kampung.

“Maka, yang menjadi problem bagi masyarakat adalah akses rumah sakit atau fasillitas kesehatan yang jauh dari pemukiman mereka. Ini akan jadi faktor hambatan di lapangan,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.