Imbas Corona, Pedagang Jamu Tradisional Rasakan Peningkatan Penjualan

0

MUNCULNYA Virus Corona (Covid-19) secara tidak langsung berdampak pada penjualan jamu tradisional di Banua.

SUMIATI, salah satu pedagang jamu tradisional di Banjarmasin yang kesehariannya berjualan dengan menggunakan sepeda mengatakan jamu tradisional kembali digemari semenjak adanya isu Covid-19 di Indonesia khususnya di Banjarmasin.

“Kekhawatiran yang sedikit berlebihan dan adanya kandungan dari bahan rempah- rempah bisa mencegah virus, membuat warga memilih alternatif minum jamu,” ungkapnya, Kamis, (19/3/2020).

BACA: Covid-19 Ancam Bisnis Ekspedisi Terhenti

Dirinya mengaku sebelum adanya virus Corona merebak, jamu miliknya hanya diminati oleh sejumlah kalangan saja sekarang semua kalangan meminumnya. Namun hal itu juga untuk menjaga stamina tubuh sehingga membuat masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan.

“Adanya kejadian ini membuat pedagang jamu cukup meraih untung, namun di satu sisi juga membuat resah. Bagaimana tidak, kalau harga bahan olahannya juga ikut naik, dan kemungkinan sulit didapatkan,” katanya.

Berbagai jenis jamu tradisional yang diminati semenjak Covid-19 menurutnya berupa mpon mpon, yakni campuran sereh, jahe merah, kunyit, temulawak, kayu manis dan gula merah.

BACA JUGA: Bertambah 2, Jumlah Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 Di RSUD Ulin Menjadi 5 Orang

“Jamu yang saya buat pagi, umumnya siang sudah habis dan masih segar. Sehari sebelum adanya virus Corona hanya membuat sekitar 15- 20 liter jamu, sekarang hingga 30 liter jamu yang berbentuk cair,” tambahnya.

Bahkan dirinya saat ini menerima banyak pesanan jamu dari pelanggan, pelanggannya sendiri yang dominan adalah wanita, namun sekarang laki laki juga sudah menjadi pelanggannya. Bahkan orang tuanya juga membelikan jamu buat anaknya.

“Kini sehari bisa menjual sekitar 150 porsi jamu, tentunya ini berimbas pada omzet, dulu paling Banyak sekitar 100 porsi saja. Semoga dengan meminum jamu tradisional bisa membantu mencegah merebaknya virus tersebut,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.