WR I Uniska Kritik kebijakan Kemendikbud Ihwal Jurnal Internasional

0

WACANA Mendikbud Nadiem Makarim yang akan mewajiban dosen menulis karya ilmiah untuk diterbitkan di jurnal internasional, salah satunya terindeks Scopus, sebagai syarat kenaikan dan mempertahankan jabatan fungsional, ditentang pimpinan Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

JARKAWI Wakil Rektor I Uniska DR Jarkawi menilai, kewajiban menerbitkan jurnal internasional terindek Scoupus sebagai syarat kenaikan pangkat itu memberatkan dosen.

BACA : Uniska Targetkan Penambahan Guru-Guru Besar

“Tidaklah mudah membuat karya jurnal internasional itu. Selain biayanya mahal, juga sangat memakan waktu. Berdasar pengalaman saya, bisa sampai 2 tahun. Nah, kalau lama begitu kan jadi menghambat karir dosen,” katanya kepada jejakrekam.com, Selasa (18/2/2020).

Bagi Jarkawi, ukuran kemanfaatan ilmu pengetahuan tentu harus untuk transformasi masyarakat dan kemajuan bangsa, bukan malah ajang untuk gagah-gahahan reputasi intelektual.

Walaupun ingin menerbitkan jurnal internasional, papar Jarkawi, ada banyak jurnal internasional selain indeks Scopus yang menjadi alternatif pilihan akademisi yang ingin menerbitkan karya di jurnal internasional.

BACA JUGA : Konsentrasi Produksi Ternak, Rektor Uniska Dikukuhkan Jadi Guru Besar

Karena itu, Jarkawi mempertanyakan kebijakan Kementrian yang menjadikan Scopus sebagai tolak ukur reputasi intelektual.

“Tulisan hasil penelitian diserahkan ke luar negeri (Scopus) dan harus bayar lagi, padahal masih ada alternatif pilihan jurnal internasional lainnya,” tegasnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Almin Hatta

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.