Refleksi 4 Tahun Kepemimpinan Birin-Rudy: Ekonomi Melemah

0

PASANGAN Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor dan Rudy Resnawan genap memimpin Kalsel empat tahun.

DILANTIK Presiden Joko Widodo pada 12 Februari empat tahun silam, sejumlah cacatan dikemukakan para aktivis dalam diskusi publik yang dihelat Ormas Sasangga Banua, Senin (17/2/2020).

Tokoh LSM Sasangga Banua, M Deddy Permana, mengungkapkan dalam empat tahun kepemimpinan duet Birin-Rudy masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

BACA : 4 Tahun Kepemimpinan Birin-Rudy Angka Kemiskinan Diklaim Turun

Deddy menyarankan satu tahun sisa pemerintahan, Birin-Rudy harus fokus untuk menyelesaikan persoalan yang belum tuntas.

“Kalau beliau tahun ini mencalonkan lagi, maka harus menjalankan amanah masyarakat sebaik-baik mungkin,” katanya.

Deddy mencontohkan akses jalan dari Banjarmasin menuju kawasan Hulu Sungai, sejauh ini belum ada perubahan yang berarti.

“Jalan masih banyak tambal sulam. Harusnya Pemprov Kalsel bekerja sama dengan Kementrian PU untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jalan di Banua Anam,” tegasnya.

BACA JUGA : JaDI Gelar Diskusi Refleksi 4 Tahun Kepemimpinan Sahbirin Noor

Tokoh masyarakat lainnya, Subhan Syarief, mengingatkan bahwa tugas utama pemerintah adalah menjalankan amanah UUD 1945 mengentaskan kemiskinan dan memajukan kesejahteraan umum.

Subhan menyebut Kalsel kaya akan kandung sumber daya alam, yang seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hajat hidup orang banyak.

“Kontribusi dari sektor Batubara sekitar Rp 200 miliyar per tahun, belum lagi potensi minyak bumi di Tabalong, itu harus kita manfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan,” kata Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalsel ini.

Subhan mengkritik visi revolusi hijau yang dicanangkan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang diimplementasikan secara sempit dan tidak menjawab persoalan deforestasi di Banua.

BACA LAGI : Pelaku Usaha Berharap Akses Perbankan di Daerah Lebih Luas

Sementara itu, Khairadi Asa (praktisi media) mengakui sektor pertambangan menjadi tulang punggung penggerak ekonomi masyarakat terutama di kawasan Hulu Sungai.

Namun, mantan komisioner KPU Batola ini mengatakan, dalam empat-lima tahun terakhir ekonomi masyarakat justru melemah, khususnya di daerah perkotaan. “Saya Ketua RT di kawasan Handi Bakti. Di sana banyak tetangga saya yang menjadi pedagang di Pasar Cempaka mengeluhkan anjloknya omzet penjualan,” pungkas Khairiadi Asa.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Almin Hatta

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.