Habib Banua: Keberagamaan NKRI Kekayaan Sosio-Kultural

0

ANGGOTA DPD/MPR RI Habib Abdurrahman Bahasyim menggelar sosialiasasi empat pilar kebangsaan di Gang Simponi,Kelurahan Kelayan Barat, Kota Banjarmasin, Selasa (11/2/2010). Kegiatan ini dihadiri lebih dari 150 peserta.

HABIB Banua, sapaan akrabnya, menyampaikan empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan karakteristik bangsa Indonesia yang merupakan bangsa besar, luas dan majemuk, yang terdiri lebih dari 1.128 suku dengan keragaman bahasa, agama, dan budaya.

“Untuk itu perlu konsepsi, kemauan, semangat, dan tekat untuk menompang bangsa Indonesia. Empat pilar kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh dan kuat, agar bangsa Indonesia aman, tenteram, damai, adil dan sejahtera, dari gangguan dan ancaman bangsa lain,” ujarnya.

Bagi Habib Banua, empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan kumpulan nilai–nilai luhur yang harus dipahami masyarakat, sehingga terhindar dari isu–isu radikalisme.

“Empat pilar tersebut tidak dimaksudkan memiliki kedudukan sederajat. Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi, serta konteks yang berbeda. Pada prinsipnya, Pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara, kedudukannya berada di atas tiga pilar yang lain,” ujar mantan Ketua FPI Kalsel ini.

Dia menyebut empat pilar kebangsaan merupakan syarat minimal bagi bangsa Indonesia untuk tetap berdiri kokoh dan mencapai kemajuan berlandaskan kepribadian bangsa Indonesia sendiri.

“Setiap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan bahwa empat pilar tersebut adalah prinsip moral Bangsa Indonesiaan yang memandu tecapainya kehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” tegas Habib Banua.

Tidak bisa dipungkiri lagi, lanjutnya, Indonesia terdiri dari beragamnya suku, agama, ras dan antargolongan. Keberagaman ini harus dipandang sebagai kekayaan khasanah sosio-kultural, bersifat kodrati dan alamiah.

“Keberagaman bukan untuk dipertentangkan apalagi diadu antara satu dengan yang lain, sehingga berakibat pada terpecah belah,” ujarnya.

Habib Banua berpendapat, tujuan Empat Pilar Kebangsaan adalah untuk mengingatkan kembali kepada seluruh komponen bangsa, agar pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara terus dijalankan.

Kandidat doktor University Putra Malaysia ini mengingatkan,  untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bermasyarakat apalagi akan menghadapi pemilu kepala daerah, yang mana berharap masyarakat dapat memilih sesuai dengan hati nurani.

“Pilihlah calon kepala daerah yang memiliki visioner dalam pembangunan daerah, serta dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Sehingga kita dapat hidup nyaman, aman, sejahtera dan tentram sesuai dengan cita–cita dari empat pilar kebangsaan,” pungkas Habib Banua.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2020/02/12/habib-banua-keberagamaan-nkri-kekayaan-sosio-kultural/
Penulis Ahmad Husaini
Editor Almin Hatta

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.