Foto : Husaini
SEJAK beberapa tahun terakhir, pemerintah sudah mengratiskan biaya pendidikan dari jenjang SD hingga SLTA. Nyatanya, masih ada saja sekolah yang melakukan pungutan kepada siswanya.
SETIDAKNYA, demikianlah yang terjadi di Madrasah Ibtadiyah Negeri (MIN) III Kota Banjarmasin. Dalam Surat Pemberitahuan Nomor 001/Komite/MIN3/2020 yang ditandatangani ketua dan bendahara komite, Muhammad dan Hj Barliah, orangtua/wali murid diminta memberikan sumbangan sebesar Rp 115.000 per siswa.
BACA : Mewaspadai Sumbangan Rasa Pungutan (Pungli) di Sekolah
Disebutkan, dana yang dikumpulkan itu akan digunakan untuk membeli 80 set meja dan kursi untuk keperluan murid, serta untuk pembuatan pintu pagar, dengan total biaya sebesar Rp 50.840.000.
Salah satu orangtua siswa yang tidak ingin disebutkan identitasnya menyatakan keberatan harus membayar sumbangan untuk membeli furniture dan membuat pintu pagar sekolah tersebut. Bukan tanpa alasan. Dia keberatan lantaran sekolah sudah mendapat dana operasional dari pemerintah.
BACA JUGA : Pungutan Sekolah Tak Boleh Dipatok, Harus Bersifat Sukarela
“Sehingga tidak sepatutnya memungut ulang kebutuhan sekolah ke orangtua siswa. Tiba-tiba siswa disuruh membayar Rp 115.000 ribu, untuk membeli mebeler dari kelas 1 sampai kelas 6. Kenapa siswa yang harus menanggung semuanya,” tanyanya.
Di sisi lain, Kepala Sekolah MIN III Banjarmasin, Hj Juhairiah, membenarkan pihaknya memungut ongkos pembelian meja dan kursi murid kepada orangtua/wali murid. Dia menyebut, keputusan menarik biaya tambahan dana kepada orangtua/wali murid itu sudah berdasarkan keputusan rapat komite sekolah.
“Itu dari komite, semalam rapat komite sekolah, (rapat) komite yang mengundang, komite yang memutuskan,” katanya.
Juhairiah berdalih, kebijakan menarik biaya tambahan kepada orangtua/wali murid itu lantaran sekolah (MIN III) terbilang masih baru pindah dan meja-kursi ada yang rusak.(jejakrekam)