Bertemu Pemuda Milenial Banua, Tips Sukses Diberikan Stafsus Presiden

0


PEMUDA milenial Kalimantan Selatan berkesempatan bisa berbincang langsung dengan empat Staf Khusus Presiden Jokowi dalam kopi darat (Kopdar) Milineal di Office Coffee Roastery, Jalan MT Haryono, Banjarmasin, Jum’at (7/2/2020) malam.

ADA empat staf khusus presiden yang datang langsung dan bertatap muka dalam Kopdar Milenial, yakni Putri Tanjung, Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, Aminuddin Ma’ruf dan Andi Taufan Garuda. Mereka berumur 20-an hingga 30-an dengan latar belakang dan pengalaman kece.

Staf Khusus Presiden menebar rasa optimisme kepada pemuda Banua, khususnya pemuda yang ingin terjun ke ranah ekonomi kreatif dan sociopreneurship.

BACA : Reformasi Birokrasi Kalsel Dinilai Cukup Bagus, Menpan-RB Beri Catatan

Aminuddin Ma’ruf mengungkapkan setiap orang khususnya pemuda Banua memiliki modal social capital tersendiri, yang seyogyanya menjadi ditransformasikan economy capital, meskipun menghadapi tantangan berat.

“Ke depan persaingan menjadi ketat, terlebih posisi Kalsel yang bertetangga langsung dengan kawasan ibukota negara di Kalimantan Timur, kuncinya untuk kita bisa bersaing adalah kualitas SDM,” tegas mantan Ketua Umum PMII ini.

Untuk menunjang kualitas SDM, C Billy Mambraras berpendapat harus didasari dengan minat baca yang tinggi. Ia mengakui minat baca Indonesia masih tertinggal jauh dari negara lain. Hal ini dibuktikan dengan survei memberikan peringat Indonesia termasuk yang terbawah dari negara-negara yang disurvei.

BACA JUGA : Pengembangan SDM dan Ekonomi Berbasis Pariwisata, Fokus Pembangunan Kalsel 2020

“Rendahnya minat baca bukan hanya dialami Kota Banjarmasin, namun juga kota-kota lainnya di Indonesia. Di luar negeri kita bisa melihat orang naik kereta sambil memmbaca, nah kita mungkin hanya sibuk dengan smartphonenya masing-masing, ini yang harus kita ubah,” kata pria yang menempuh pendidikan di Oxford University London, Inggris ini.

Billy menyarankan pemuda Kalsel lebih menggiatkan forum-forum literasi dalam mendorong minat publik untuk membaca, sehingga merangsang masyarakat untuk berpikir kritis.

Sedangkan, Andi Taufan berargumen bahwa Kalsel memiliki modal destinasi wisata yang menasional, yaitu pasar terapung yang terkenal berbagai wilayah di Indonesia.

BACA JUGA : Melestarikan Budaya Banjar, Dinas Pariwisata Gelar Festival Budaya Pasar Terapung

Ia menyarankan stakeholder terkait untuk menjalankan parawisata yang berbasis masyarakat, dengan memberikan ruang bagi warga kota untuk berkreasi sekreatif mungkin.

“Jangan terlena apa yang dimiliki sekarang, sebab apa yang menjadi unggulan wisata Kalsel bisa diterapkan di kota lain. Bangunlah kreatifitas masyarakat, sehingga parawisata di Kalsel bisa terus berkembang,” ucap pengusaha muda ini.

Taufan juga menyarankan pemerintah daerah di Kalsel bisa mencontoh apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi dalam membangun industri pariwisatanya. Salah satunya adalah menggelar beragam even yang menarik minat bagi pelancong untuk datang ke Bumi Antasari.

“Kalsel sebagai penyangga IKN, tentu potensi pariwisata di masa akan datang amat terbuka lebar. Makanya, para pemuda harus mulai berwirausaha, apapun bidangnya,” tutur Taufan.

Ia memastikan bahwa yang menjadi dasar untuk berwirausaha adalah tekad yang kuat, bukan modal yang dimiliki.

Sedangkan, Putri Tanjung membagikan pengalaman memulai bisnis awalnya pada usia 17 tahun, tanpa diberikan modal dan akses oleh orangtuanya.

“Ketika saya memulai bisnis, bapak tidak mau memberikan modal sepeser pun, bahkan bapak tidak memberikan akses bekerjasama dengan perusahaan yang bapak miliki. Nah, dengan tekad yang kuat, saya bisa memulai usaha meskipun dengan modal yang minim,” pungkas Putri Tanjung.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.