Memproduktifkan Kawasan Kota, Gagasan untuk Banjarmasin ke Depan (3)

0

Oleh : Subhan Syarief

SECARA sederhana prediksi hitungan kasar penggunaan kantong plastik ini dalam sehari bisa saja diperkirakan. Kemungkinan pengunaan bisa mencapai minimal 1 juta kantong plastik dengan berbagai jenis , model dan ukuran.

SELANJUTNYA kebutuhan bahan penganti terhadap 1 juta kantong pastik tersebut harus menjadi bahan kajian dengan dibuat model dan konsep alternatif pengganti yang paling tepatguna.

Bila model penganti sudah ada tentu kebutuhan yang 1 juta ini bisa saja digantikan dan diarahkan untuk dijadikan usaha berbasis pemberdayaan masyarakat. Khususnya untuk usaha pembuatan tas pengganti plastik yang berbahan ramah lingkungan dan ekonomis. Bila dilakukan tentu cukup membantu membuka peluang kerja dan menambah pemasukan bagi warga kota.

Inti penting yang membuat tas pengganti ini adalah wajib warga Kota Banjarmasin, bukan pihak lain atau pabrik lain di luar ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini.

BACA : Memproduktifkan Kawasan Kota, Gagasan Untuk Banjarmasin Ke Depan (1)

Kebijakan pengurangan pengunaan tas plastik bisa diperluas merambah wilayah sekitar kota dan berbagai daerah lain. Bisa saja pengurangan ini tidak terbatas pada plastik kantongan saja, tapi juga berbagai produk plastik lainnya. Bila ini digalakkan maka akan banyak kebutuhan terhadap material pengganti, artinya industri rumahan dalam menyiapkan kebutuhan alternatif pengganti material plastik seperti kantongan/tas, botol dan lainnya, akan semakin banyak dan berkembang.

Ini peluang usaha bagi warga Kota Banjarmasin bila terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan usaha penyedian suplai material pengganti. Terapan model seperti ini membuat warga Kota Banjarmasin semakin produktif. Bisa menghasilkan atau memberikan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan kota.

Itu baru hal kebutuhan plastik saja. Padahal begitu banyak kebutuhan hidup warga kota yang bisa dikembangkan oleh pemerintah kota melalui berbagai cara dan model.

Topik lain terkait aspek produktivitas yang juga menarik dicermati adalah soal sungai. Misal saja, sungai yang ada di kawasan sepanjang Jalan Achmad Yani. Sungai di kawasan ini hampir mati. Kadangkala juga menebarkan bau tidak enak.

Memproduktifkan sungai di Jalan Achmad Yani semestinya bisa dilakukan. Kondisi sungai yang mau mati di sepanjang jalan utama ini berada di wilayah yang masyarakatnya adalah warga kota berpenghasilan menengah ke atas. Jadi, pada dasarnya relatif lebih mudah untuk meminta dukungan dalam membenahi kawasan sungai di depan rumah atau tanahn mereka masing masing.

Yang perlu dipersiapkan adalah konsep pola penanganan dengan disertai pendekatan humanis dari ‘penguasa tertinggi’ kota ini.

BACA JUGA : Memproduktifkan Kawasan Kota, Gagasan Untuk Banjarmasin Ke Depan (2)

Bila hal ini dilakukan dipastikan mendandani area sungai dan bantaran bahkan pedestrian di sepanjang Jalan Achmad Yani akan minim menggunakan dana kas kota (baca : APBD). Di samping itu dengan melibatkan para pemilik tanah serta bangunan akan membangkitkan rasa memiliki kota. Sehingga akan memunculkan semangat untuk memelihara dan menjaga keasrian di lingkungan kawasan rumah atau bangunannya tempat mereka tinggal atau berusaha.

Kalau hal ini bisa dilakukan maka tentu kawasan sungai tersebut menjadi kawasan produktif karena bisa memberikan kenyamanan, keasrian dan keindahan bagi tampilan fisik dan non fisik sebuah kota.

Sayangnya konsep seperti itu belum pernah dicoba lakukan. Contohnya, ketika mendandani pedestrian atau trotoar sepanjang Achmad Yani pun, ternyata Pemkot Banjarmasin terpaksa mengunakan dana puluhan miliar bersumber dari alokasi dana APBD Kota. Ujungnya terasa lokasi pedestrian yang dibenahi seolah semakin menguntungkan depan lahan dan bangunan milik warga mampu saja.

Jelas hal ini pada dasarnya tidak tepat bahkan terkesan kurang membangkitkan kepedulian warga kota terutama golongan warga kaya, mampu atau berpunya dalam berpartisipasi menata kawasan lingkungannya.

Sebenarnya bila dipetakan berbagai kebutuhan dari aktivitas kota  baik secara internal ataupun secara eksternal, maka akan semakin banyak potensi yang bisa dimunculkan. Bahkan, akan banyak peluang untuk menjadikan warga Kota Banjarmasin mampu meningkatkan produktivitasnya. Tentu saja akan dapat membuka peluang usaha atau kerja serta menambah penghasilan keluarga dengan berbagai usaha sampingan.(jejakrekam/bersambung)

Penulis adalah Ketua LPJK Kalimantan Selatan

Arsitek Senior di IAI Kalsel

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.