Keseimbangan Holistik
Oleh : dr IBG Dharma Putra, MKM
DUNIA yang normal berada pada keseimbangan holistik keduniawiannya. Semuanya akan tetap berjalan normal pada kondisi stabil equilibrium. Demikian juga halnya dengan penyakit menular.
PENYAKIT menular tak akan pernah timbul jika terjadi keseimbangan holistik antara kekuatan manusia (daya tahan) dengan kekuatan kuman penyebab penyakit serta juga kondisi lingkungan.
Penyakit menular akan timbul dan mulai mewarnai kehidupan jika keseimbangan holistik itu tidak dijaga. Dengan demikian sebuah prinsip untuk selalu dan selamanya menjaga keseimbangan holistik, seharusnya menjadi salah satu prinsip manusia.
BACA : Penyakit HIV/AIDS : Islam Tawarkan Solusi Bukan Alternatif
Berubahnya kekuatan salah satu komponen holistik seharusnya selalu diikuti oleh perubahan pada komponen lain supaya keseimbangan tetap terjaga. Jika tidak begitu maka akan terjadi kegoncangan keseimbangan yang dapat berakibat pada timbulnya penyakit menular.
Sebagai contoh, saat lingkungan memburuk, selayaknya diimbangi dengan bertambahnya kekuatan manusia. Jika kondisi lingkungan menjadi berhawa dingin, maka manusia selayaknya, mengimbanginya dengan mengunakan baju tebal, jaket, mantel dan baju hangat lainnya.
Jika tidak seperti itu, berarti keseimbangan holistik tak terjaga dan berakibat pada timbulnya penyakit menular.
Aspek kuman yang perlu diperhatikan meliputi kemampuan persentuhan, kemampuan menimbulkan infeksi, kemampuan untuk menimbulkan penyakit dan kegawatan yang ditimbulkannya.
BACA JUGA: Waspadai Virus Mers Cov, Kalteng Siapkan Alat Pengukur Suhu Tubuh
Aspek lingkungan sangat beragam, mulai dari lingkungan fisik, baik fisika, kimia maupun biologi dan lingkungan sosial budaya yang sangat rumit itu
Aspek yang paling mungkin dan paling mudah untuk diperbaiki oleh manusia adalah aspek manusianya. Dengan menjaga daya tahan, kondisi lingkungan dan persentuhan dengan kuman.
Dan salah satu cara yang terbaik untuk itu adalah berupaya untuk hidup bersih, cuci tangan setiap bersentuhan dengan kekotoran, makan makanan yang bersih dan beraneka ragam yang ada disekitar kita dan mengikuti segala ketentuan ilmu pengetahuan tentang kesehatan dan perlindungan diri yang sudah diketahui oleh dunia.
Makan bergizi, olah raga teratur, tidak merokok, cuci tangan secara teratur sesuai ketentuan, tidur yang cukup, merupakan upaya rutin yang harus dilakukan untuk terhindar dari masalah. Disertai doa tulus yang selalu terpanjatkan kepada Tuhan YME.
Berupaya dan berdoa untuk dijauhkan dari segala bencana. Tak perlu cemas dan tidak akan pernah ada kecemasan dalam kehidupan. Tidak lagi cemas dalam menghadapi pesoalan dunia, karena sudah berada dalam keseimbangan dunia.
BACA JUGA : Februari dan Maret Rentan Kematiaan Bayi Akibat Penyakit Pneumoni
Jika prinsip stabil equilibrium itu dibudayakan dalam kehidupan maka kondisi normal biasa, sehat dan damai akan bisa terjaga. Dan itu berarti disetiap kejadian yang timbul, akan selalu dicoba melihat dari sisi keseimbangan itu. Melakukan check dan recheck terhadap unsur unsurnya, untuk sesegeranya dikembalikan pada keseimbangannya.
Marilah mencoba dan terus mencoba. Berupaya dan berdoa. Selamat tinggal kecemasan. Selamat tinggal corona virus.(jejakrekam)
Penulis adalah Direktur RSJD Sambang Lihum
Ahli Epidemiologi