Denny Batal Diskusi, WR I Uniska Buka Suara

1

BAKAL calon gubernur Kalimantan Selatan Prof Denny Indrayana batal berdiskusi di kantin Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari, pada Kamis (23/1/2020) lalu. Alhasil venue diskusi dipindahkan ke rumah dosen FISIP Uniska Muhammad Uhaib As’ad.

MUNCUL isu miring ihwal batalnya Denny berdiskusi dengan mahasiswa Uniska ini. Uhaib menuding, ada kesengajaan dari pihak kampus menutup keran untuk berdemokrasi di kampus.

BACA : Denny Indrayana Akui Politik Kalsel Masih Dikuasai Oligarki Lokal

Wakil Rektor I Uniska Dr Jarkawi buka suara atas tudingan sesama koleganya di perguruan tinggi swasta ternama di Kalimantan ini. Jarkawi mempersilahkan Uhaib untuk melempar opini atas batalnya diskusi antara mahasiswa Uniska dan Denny Indrayana.

“Kata siapa dijegal, persepsi saja mungkin. Boleh-boleh saja dia (Uhaib) berkomentar dijegal (diskusi),” katanya kepada Jejakrekam.com, Sabtu (25/1/2020).

Jarkawi menyiratkan, batalnya acara diskusi dengan mahasiswa Uniska tersebut lantaran penyelenggara diskusi tidak memberitahukan pihak kampus. “Dikatakan menjegal, dasarnya apa? Etikanya, minimal harus lapor ke humas. Beliau (Uhaib) ahli kebijakan, tentu tahu kebijakan kampus seperti apa,” tegasnya.

BACA JUGA : Batal Diskusi di Kantin Uniska, Denny Indrayana : Hanya Ngobrol Santai

Pakar pendidikan ini memastikan, Uniska terbuka atas diskusi dan diskursus tentang politik, namun bukan menjadikan kampus sebagai sarana kampanye. “Kalau bicara politik (praktis) di kampus, ya kita sebagai lembaga akademik tentu tidak mengijinkan, karena bukan ranahnya. Jadi harus dibedakan antara politik praktis dan keilmuan politik,” tandas Jarkawi.

Sebelumnya, Uhaib mencak-mencak dengan batalnya diskusi bersama Denny Indrayana di kantik Uniska, meskupun tidak ada muatan politik menyongsong Pilgub Kalsel pada September nanti. Ia menuding pihak kampus berat sebelah, sebab Uniska membuka tangan ketika Gubernur Kalsel Sahbirin Noor datang ke Kampus Uniska.

BACA lAGI : Di Pilgub Kalsel 2020, Denny Indrayana Calon Boneka dari Petahana?

“Ini membuktikan jika kampus tak memberi ruang untuk berdialog dan berdemokrasi. Ini sama artinya patut diduga ada rezim yang tak suka dengan kegiatan semacam ini. Kalau begini, apa bisa kampus itu dilabel sebagai agen perubahan,” cetus Uhaib.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Huasini
Editor Almin Hatta
1 Komentar
  1. Rusamadi berkata

    Sekarang ini dalam persepsi publik tentang politik bisa macam2. Pada intinya bukan itu yang jadi persoalan tapi bagaimana cikal bakal pemimpin pemimpin banua ini bisa menuntaskan berbagai permasalahan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.