Foto : Net
BUKAN hanya persoalan lingkungan hidup, persoalan sengketa lahan juga sering mewarnai usaha pertambangan batubara dalam aktivitasnya.
HAL inilah yang juga timbul dioperasional pertambangan Balangan Coal yang izin pertambangannya dipegang oleh tiga buah perusahaan yakni PT SCM, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Paramitha, namun secara operasionalnya kini berada dibawah bendera Adaro.
Areal tambang batubara yang berada di Kecamatan Juai oleh Khalid (80 tahun) warga Desa Gulinggang Kecamatan Juai melayangkan laporannya kepada Satreskrim Polres Balangan Terkait status lahan yang kini telah digunakan oleh Balangan Coal, Selasa (21/1/2020).
BACA: Hadirnya Balangan Coal Jangan Sampai Merugikan Masyarakat
Selain Khalid, Akhyar warga Desa Tundi Kecamatan Awayan mewakili Husni (60) yang merupakan sang mertua ditemani kuasa hukumnya juga melakukan laporan ke Polres Balangan.
Sebelum melakukan laporan tersebut, menurut Akhyar, pihaknya juga sudah melakukan somasi kepada pihak perusahaan agar permasalah ini diselesaikan, namun tidak ada tanggapan serius.
Menurutnya, Balangan Coal telah menggarap lahan yang tidak sesuai dengan lahan yang telah dijual mertuanya kepada perusahaan. “Mertua saya dulu 2012 menjual lahan dengan luasan satu hektar, namun belakangan perusahaan mengarap lahan lebih dari itu dengan alasan telah membelinya sesuai dengan luasan yang digarap,” bebernya.
Dilain pihak, Kasat Reskrim Polres Balangan, AKP Sakun membenarkan adanya laporan warga tersebut. “Tentu laporan yang kita terima akan kita proses sesuai dengan aturan dan tatacara yang ada,” ucapnya.
Terpisah, Eksternal Affairs Department Head Balangan Coal Bahariwan Sigian saat dihubungi wartawan memilih irit bicara. “Kami tentu akan ikuti tiap proses persoalan hukum yang ada, termasuk terkait laporan masyarakat ini. Kita pun dalam melaksanakan aktivitas perusahaan selalu berlandaskan prosedur legal yang ada,” imbuhnya.(jejakrekam)