Mengembalikan Jati Diri Kota Banjarmasin, Mampukah? (4-Habis)

0

Oleh : Subhan Syarief

TENTU bagi yang paham hal seluk-beluk menata kota atau memajukan sebuah kota, maka pasar adalah salah satu aset kota yang bisa menjadikan kota tumbuh dan berkembang. Membiarkan pasar mati suri dan terdegradasi, sama artinya dengan membuat kota akan mati secara perlahan.

BAGI pemimpin kota semestinya wajib paham hal ini. Akan sangat disayangkan kalau kebijakan pemimpin kota terhadap pasar ini hanya sekadarnya alias tidak dianggap penting.

Apalagi bila sampai melakukan pembiaran dan mengabaikan aset pasar sehingga pasar tersebut bak seperti hidup enggan mati tak mau.

Memang untuk kembali menjadi kota sungai dan kota perdagangan jasa kembali seperti tempo dulu atau mungkin ingin mencapai Visi 2006-2025 sebagai Kota Sungai dan Gerbang Ekonomi Kalimantan, tentu tidak mudah dan bahkan pasti tidak murah.

BACA : Mengembalikan Jati Diri Kota Banjarmasin , Mampukah ? (02)

Ini dikarenakan Kota Banjarmasin sudah terlalu lalai dalam menjaga marwah sungai dan juga mengabaikan aset-aset pemicu pusat pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan jasa. 

Saat ini, sungai dengan warga kota secara hubungan emosional juga telah semakin menjauh bahkan semakin rapuh baik ditinjau sisi fisik ataupun non fisik.

Dulu, orang Banjar dengan sungai, bak air dengan ikan. Tak bisa dipisahkan. Keseharian orang Banjar lebih banyak dihabiskan di sungai. Bahkan banyak mata pencaharian warga tergantung dengan sungai. Sungai adalah ruhnya kehidupan Kota Banjarmasin.

BACA JUGA : Mengembalikan Jati Diri Kota Banjarmasin, Mampukah? (1)

Begitu juga, dalam pembenahan pasar sebagai jantung pusat perdagangan jasa pasti akan membutuhkan biaya dan waktu panjang. Akan tetapi mengingat pasar sebagai pusat perdagangan jasa merupakan pembangkit utama pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin, maka pembenahan dan pengembangan tetap wajib dilakukan.

Sekarang tinggal bagaimana pihak Pemkot Banjarmasin membuat strategi dan target kerja pencapaian. Sebab tahun 2025 tinggal lima tahun lagi. Tinggal satu periode jabatan walikota saja. Jadi, pada dasarnya, waktu sudah semakin sempit untuk mengejar tercapainya Visi 2006- 2025.

Visi Banjarmasin menjadi Kota Sungai dan sekaligus Gerbang Ekonomi Kalimantan jelas butuh pemikiran dan langkah kongkret untuk menjalankannya. Padahal, sisi lain begitu banyak persoalan yang harus dihadapi oleh Kota Banjarmasin. Sebuah kota tua yang sedang menuju ke usia 500 tahunnya.

Harapan besar tergantung pada walikota ke depan yang akan menjadi ‘ujung tombak’ dalam menata dan memformat arah baru Kota Banjarmasin. Berharap dengan kepemimpinan di periode saat ini yang tinggal setahun lagi, terbilang sangat tidak memungkinkan. Sangat sulit untuk mampu merealisasikan Visi 2006 – 2025 tersebut dengan baik bila kondisi waktu yang sudah sempit.

Walikota ke depan wajib punya pemahaman dan kemauan kuat untuk membuat perubahan. Tidak hanya sekadar minat berkuasa dan menjabat, tapi tanpa didukung kemampuan dan keberanian untuk berinovasi, berakselerasi dan andal dalam mengelola masalah menjadi potensi.

Sudah bukan zamannya para pemimpin termasuk walikota bila hanya pandai dan hanya giat dalam memformat ‘citra diri’. Padahal, faktanya dia menjabat lebih banyak sekadar duduk manis terlena menjadi ‘penguasa’ yang selalu minta dilayani oleh para punggawa dan rakyatnya saja.

Walikota jangan lupakan marwah utama bahwa amanah menjadi walikota pada dasarnya adalah menjadi ‘pelayan rakyat’ yang tugasnya memberikan layanan dan pengabdian terbaik untuk warga kota yang dipimpinnya.

BACA LAGI : Mengembalikan Jati Diri Kota Banjarmasin, Mampukah (3)

Ya, menjadi pemimpin dasarnya adalah berani memikul amanah besar. Sebab, sebenarnya langit, bumi dan gunung pun, semua menolak karena khawatir tidak sanggup melaksanakannya. Justru, hanya manusia yang nekat berani memikulnya. Dan hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya pada QS Al Ahzab 33 ayat 72.

Akhirnya, harapan kita adalah semoga jati diri Kota Banjarmasin ke depan bisa semakin bersinar dan menguat. Jati diri sebagai Kota Sungai dan Perdagangan Jasa yang dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan serta kemakmuran segenap warga kota.(jejakrekam)

Penulis adalah Ketua LPJK Kalimantan Selata

Arsitek Senior IAI Kalsel

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.