Mengenang Sholihin, Pelukis Rocker Yang Rendah Hati

0

AWAL Desember lalu dunia seni rupa kehilangan salah satu sosok seninam Noor Hidayat yang menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.

SEJUMLAH rekan mendiang pelukis yang juga pecinta musik cadas yang dikenal dengan rambut gondrong itu pun menambahkan nama “Sholihin” di tengah namanya, hingga menjadi Noor Sholihin Hidayat, mengenang kembali mendiang di Sanggar Seni Solihin, Jumat (27/12/2019).

Nama Dayat justru lebih dikenal diluar seni lukis, karena sosok Dayak yang amat humble. Dimoderatori oleh Agus YS Suseno, acara berlangsung khidmat mengenang sepak terjang almarhum.

BACA : Semerbak Hutan dan Seharum Ombak yang Tersisa dari Noor Sholihin Hidayat

Agus Suseno menilai sosok Dayat bergaul melintas batas dinding latar belakang, karena dia akrab dengan siapapun baik yang muda maupun yang lebih senior. Dia merasa kepribadian Dayat menjadi semacam kritik bagi kelompok yang hanya bergaul secara ekslusif dan enggan membaur.

“Mohon maaf kita kadang bergaul secara ekslusif, yang teater hanya akrab dengan pegiat teater, begitu juga seniman hanya kenal baik dengan kelompok seniman, nah hal ini tidak berlaku bagi Dayat, walaupun dia seorang seniman almarhum akrab dengan siapapun baik sesama pelukis, seniman, sastrawan, hingga pecinta musik cadas dan pegiat sinema,” urai sastrawan nyentik ini.

Hajriansyah mengungkapkan Dayat figur yang langka di tengah komunitas Taman Budaya. “Salah satu sifat baik almarmum adalah sangat senang bersilaturahmi dan mudah bergaul dengan siapapun,” kata Hajri.

Ia mengungkapkan ketika almarhum Anang Ardiansyah sakit mungkin tidak ada yang paling sering membesuk selain Dayat. “Bagi saya salah satu kontribusi almarhum dalam dunia lukis adalah mengajar anak-anak untuk melukis sehingga terjadi regenerasi seni lukis di Kalsel,” ucap Hajri.

BACA JUGA : Setara Yogyakarta dan Jakarta, Bagaimana Nasib Seni Rupa Kalsel Kini dan Nanti

Sementara itu Bung Aming jauh-jauh datang dari Tanah Bumbu menyebut sosok Dayat seperti ensiklopedia berjalan musik cadas karena kecintaannya dengan musik Rock. “Beliau punya banyak koleksi kaset musik cadas, bahkan apapun yang kita ingin putar beliau ada memiliki koleksinya, itulah menurut saya keistimewaan sosok almarhum,” tandas dia.

Salah satu karya mendiang Noor Solihin Hidayat adalah lukisannya yang dijadikan cover buku antologi puisi ‘Semerbak Hutan Seharum Ombak’, buah dari Aruh Sastra Kalsel XXI 2019.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.