Punya Bandara Internasional, Apa yang Harus Dilakukan Kalsel ke Depan?

0

BANDARA Syamsuddin Noor yang baru, sudah beroperasi dan telah diresmikan. Gerbang dibukanya berbagai prospek baru. Kemampuan membaca dan menangkap peluang, membuat bandara semakin bermakna bagi kemajuan ekonomi, kebudayaan, pariwisata dan sebagainya.  Prospek baru apa yang dapat ditangkap dan dikembangkan?

PENGAMAT dan juga traveler Banua, Mohammad Ary pun mengapresiasi pemerintah, baik pusat melalui PT Angkasa Pura 1 dan Pemprov Kalsel yang telah mewujudkan mimpi Kalimantan Selatan memiliki Bandara Internasional Syamsudin Noor.

“Dengan adanya bandara tersebut, kita sudah menjadi warga internasional, diharapkan dapat membawa banua kita menjadi makmur dan sejahtera. Tinggal kita isi, kita beri muatan, agar bandara tersebut menjadi etalase bagi kemajuan budaya, ekonomi dan pariwisata,” kata Mohammad Ary, pada Palidangan Noorhalis, Pro 1 RRI Banjarmasin, Kamis (19/12/2019) bertemaBandara Baru, Prospek Baru.

Menurut Ary, ada dua juta orang keturunan Banjar yang ada di Malaysia dan Singapura, ingin sekali pulang ke Banua. Ia meyakini bila ada penerbangan langsung Malaysia – Banjarmasin, mereka akan mudah menengok kampung halamannya. “Selama ini enggan pulang, karena terlalu jauh dan harus berganti pesawat beberapa kali,” ucapnya.

Narasumber lainnya, M Suriani Siddiq, pengamat pembangunan dan kebijakan publik juga menyampaikan apresiasi diresmikannya terminal baru, Bandara Syamsuddin Noor. Ia mengatakan dengan adanya bandara ini, akan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kalsel.

“Merujuk pada Kota Bandung, setelah beroperasi bandara baru, yang semula PAD-nya hanya Rp 300 miliar meningkat menjadi Rp 700 miliar,” ucapnya.

BACA : Punya Bandara Berstandar Internasional, Paman Birin : Ini Kebanggaan bagi Kalsel

Menurut Suriani Siddiq, ketika sudah ada bandara, bukan hanya mengharap orang datang, tapi bagaimana mereka mau datang. Apa yang bisa kita tawarkan. Daya tarik seperti apa yang bisa dipromosikan, kita jual, sehingga orang rugi untuk tidak datang.

“Banyaknya perantau kita di luar sana, merupkan satu peluang. Memang mereka punya obsesi untuk pulang menengok kampungnya. Tapi setelah datang, lantas apa yang bisa dinikmati. Kalau tidak siap, maka bisa jadi yang lebih besar justru kita yang pergi keluar, bukan orang lain yang datang,” tutur Suriani Siddiq.

Narasumber ketiga, Djono Poerwadi, seorang pegiat pariwisata, juga menyatakan rasa bangga atas adanya bandara baru tersebut.   Saat peresmian kemaren, Presiden Jokowi mengatakan, pertumbuhan penerbangan kita di angka 10 persen, dan pertumbuhan ekonomi kita 7 persen.

“Saya kira angka itu cukup menggembirakan. Untuk menyambut keberadaan bandara tersebut, kita harus melakukan persiapan secara simultan. Harus mampu menggerakkan produk-produk barang kita untuk dibawa keluar. Jangan sampai justru kita yang membeli barang luar,” tuturnya.

BACA JUGA : Bermodel Intan, Presiden Jokowi Resmikan Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin

Ia mengatakan destinasi yang harus disiapkan adalah destinasi kelas internasional, bukan lagi kelas nasional, apalagi kelas lokal. Djono berharap, ada pesawat dari luar yang mendarat di Bandara Internasional Syamsudin Noor.

“Kita juga harus mampu membagi luapan kedatangan kunjungan, agar terdistribusi keseluruh kabupaten/kota yang ada di Kalsel. Pariwista itu ada dua bagian, satu inbound dan satunya lagi outbound, yaitu perjalanan wisata ke dalam negeri dan perjalanan wisata ke luar negeri.  Keduanya harus siapkan,” tutur Djono Poerwadi.

Ia mengungkapkan tahun 2020, pemerintah mencanangkan tahun kunjungan wisata Kalsel. Sedangkan, Kalsel menargetkan akan ada 100.000 orang yang akan datang ditahun itu. sementara sekarang ini, jumlah kunjungan kita setahun baru 14.500.

Mungkinkah kita mampu mencapai target 100.000 tersebut? “Apa yang kita tawarkan sehingga 100.000 orang mau datang ke kalsel. Kalau melihat dari angka itu, minimal setiap hari ada satu pesawat penuh turis datang ke Kalsel,” timpal Mohammad Ary dengan nada ragu.

Pendengar Palidangan Noorhalis, turut memberikan tanggapannya. Saddam di Banjarmasin mengatakan, lagu banjar harus diputar di badara, menyambut tamu yang baru datang. Sehingga, sejak datang, cita rasa Banjar sudah terdengar. Lalu-lagu tersebut mengisahkan sungai dan kampung-kampung di Banjar, kemudian kita siapkan perahu agar orang bisa datang ke sungai dan kampung-kampung tersebut dengan nyaman.

Arya di Kapuas, pemerintah juga harus mengembangan pariwisata kekinian, saya tidak tahu bagaimana bentuknya. Tapi generasi milenial juga harus terjawab dalam strategi pengembangan pariwisata tersebut.

Hariadi di Tanjung, berharap agar kabupaten lainnya, termasuk Tanjung, juga mempersiapkan diri, mendukung keberadaan bandara tersebut. Banyak destinasi wisata di Tanjung yang juga harus ditawarkan. Hutan, air terjun, masyarakat adat, merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing.

BACA LAGI : Bandara Syamsudin Noor Diharapkan Memberi Dampak Positif Kepada Masyarakat

Kita banyak memiliki obyek wisata.  Ada Geopark meratus dan ada global geopark. Hutan menjadi daya tarik. Sapta pesona harus disiapkan. Berbagai paket wisata ditawarkan. Termasuk berbagai pertunjukan budaya, kesenian dan sebagainya, termasuk berbagai atraksi, baik tarian atau apapun yang dapat dipertunjukkan.

“Semua itu harus dibuatkan buklet dan promosinya, tersedia informasinya sejak orang datang di bandara, hingga di hotel, resort tempat mereka menginap,” ucap Hariadi.

Mohammad Ary menambahkan lagi, kalau mau mengincar turis dari Arab Saudi, bisa ditawarkan wisata hutan alam belantara yang tidak mereka temui di Arab sana. “Siapkan Arabian Resort, menawarkan sesuatu yang tidak mereka dapatkan di tanah arab. Hutan, sungai, merupakan wisata alam yang kita miliki dan dapat dijual,” katanya.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.