Paribasa Banjar: Pandiran di Getek

0

Oleh : Noorhalis Majid

TIDAK semua percakapan bisa dianggap serius. Tapi percakapan-percakapan dengan topik serius, juga tidak selalu dilakukan secara serius. Bisa saja bicara politik tingkat tinggi, dilakukan di warung kopi atau gardu.

PERCAKAPAN orang biasa yang bebas, lepas, tanpa sekat. Pembicaraan sambil lalu, itulah yang dimaksud pandiran di gitik. Banjar kuala menyebutnya getek.

Paribasa ini populer di wilayah Banjar Kuala. Getek, merupakan sarana penyeberangan sungai. Waktu itu belum banyak jembatan. Dengan menaiki getek, orang menyeberang sungai.  Getek merupakan perahu yang diberi atap dan tempat duduk atau lantai.

Sambil duduk di getek, mengisi waktu berbincang tentang berbagai hal. Berbincang lepas. Kadang serius, kadang bercanda. Silang pendapat, diselesaikan dengan canda tawa. Tidak ada kesimpulan, tidak perlu komitmen. Bila getek sampai di seberang, pembicaraanpun selesai.

BACA : Paribasa Banjar ; Rasa Ludah Hantu

Fenomena pembicaraan lepas, bebas, di getek, menjadi paribasa. Kalau ada perbincangan tentang sesuatu yang serius, tetapi tidak ingin dianggap sebagai pendapat resmi. Pendapat yang bebas, tanpa terikat status, posisi, kedudukan ataupun jabatan,  maka disebut pandiran di getek.

Bila ada yang ingin menyampaikan sesuatu, dan ingin pendapatnya tidak ditanggapi secara serius, mengawalinya dengan mengatakan, ini panderan di getek aja ya. Padahal bisa jadi topik yang bicarakan sangat serius atau sangat penting. Hanya karena tidak ingin dicuplik, jadi referensi, maka dikatakannya sekadar pandiran di getek. Sekadar omongan lepas.

Getek memang bukan forum diskusi resmi. Getek ruang publik kultural, tempat orang bertemu tanpa sengaja. Berinteraksi sesaat. Karena bukan forum resmi, tidak dapat menjadi rujukan. Hanya menjadi omongan saja, bebas dari konsekuensi apapun.

BACA JUGA : Paribasa Banjar; Dimamah Hanyar Ditaguk Penuh Makna

Aktivitas kultural yang kemudian menjadi paribasa ini,  seperti memberi alternatif, pilihan,  tersedianya jalan lain untuk menyuarakan hal-hal yang tidak terucapkan. Pandiran di getek, juga dapat menjadi refresentasi suara publik di tingkat bawah, tentang suatu hal yang tidak didapatkan pada forum-forum resmi.

Tidak banyak alternatif berkembangnya suara publik. Pandiran di getek, boleh jadi alternatif yang harus di simak, dikembangkan. Embrio arus bawah, ala revolusi sosial. (jejakrekam)

Pencarian populer:pandiran di getek

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.